Kamis, 17 Januari 2013

JANJIKU yang BARU


Sejak dulu kupanggil panggil namaMu, sampai kini ku akan selalu menyeru kuberjanji dalam hidup dan matiku tuk bersamaMu, setia di jalanMu PerjuanganMu pengorbananMu derita hidupMu demi keselamatan ummatMu, selalu Baru ku sesali kini jauh ku dari janji suci yang dulu ingin kukembali, dan aku berjanji. Janjiku yang baru tak kan kuingkari Kasih sayangMu cinta tulusMu karunia rahmatMu beri isyaratMu untukku bertemu. Debar hatiku tarikan nafasku gelora jiwaku merindumu, Yaa Rasul.



Janji adalah kata yang mudah diucapkan, tetapi kata itu teramat berat untuk dilakukan. Disisi lain, janji menjadi semacam tolak ukur kredibilitas seseorang terhadap komitmen yang sudah direncanakan. Baik yang sudah terucap atau yang masih ada dalam hati.
Janji adalah sebuah kontrak psikologis yang menandakan transaksi antara 2 orang di mana orang pertama mengatakan pada orang kedua untuk memberikan layanan maupun pemberian yang berharga baginya sekarang dan akan digunakan maupun tidak. Janji juga bisa berupa sumpah atau jaminan.
Janji dapat diucapkan maupun ditulis sebagai sebuah kontrak. Melanggar janji tak hanya sering dianggap sebagai perbuatan tercela, ilegal, seperti kontrak yang tidak dipegang teguh.
Manusia dalam hidup ini pasti ada keterikatan dan pergaulan dengan orang lain. Maka setiap kali seorang itu mulia dalam hubungannya dengan manusia dan terpercaya dalam pergaulannya bersama mereka, maka akan menjadi tinggi kedudukannya dan akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sementara seseorang tidak akan bisa meraih predikat orang yang baik dan mulia pergaulannya, kecuali jika ia menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak yang terpuji. Dan di antara akhlak terpuji yang terdepan adalah menepati janji.
Tips agar menepati janji yaitu :
Anda pasti pernah berfikir bahwa Anda terlalu cepat membuat janji. Janji itu Anda ucapkan begitu saja tanpa dipikirkan lebih dahulu.
Pada saat pergantian tahun bersama teman-temannya, Dani berjanji di hadapan teman-temannya tidak akan minum-minuman beralkohol lagi. “Mau bertobat, sayang uang dikeluarkan untuk beli minuman beralkohol.”, kata Dani.
Namun seminggu setelahnya Dani kembali lagi ke kafe dan minum-minum lagi.
Begitulah contoh ilustrasi apabila seseorang berjanji tanpa difikirkan terlebih dahulu.

Lalu apa yang harus dilakukan sebelum Anda membuat janji?

1. Pikir, pertimbangkan dan renungkan.
Sebelum Anda membuat janji terutama dengan melibatkan orang lain, Anda harus memikirkannya terlebih dahulu serta mempertimbangkan dan merenungkannya apakah tepat apa tidak terhadap janji yang akan Anda buat.
Misalnya saat akan mereferensikan teman di tempat kerja Anda. Sebelum berjanji dengan teman Anda tersebut sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu. Apakah teman Anda tersebut secara administratif misalnya telah memenuhi syarat. Juga apakah tempat kerja Anda bisa menerima dia sesuai dengan posisi yang diinginkan, dan lain sebagainya.

2. Berjanji untuk diri sendiri.
Walaupun tidak melibatkan orang lain, justru janji yang ditujukan untuk diri sendiri malah jarang untuk ditepati. Apabila Anda berjanji untuk kepentingan diri sendiri, maka Anda harus komitmen terhadap janji tersebut. Karena bila Anda tidak berkomitmen untuk menepatinya tidak akan ada orang yang tahu, tetapi kadang secara mental Anda akan sedikit terbebani. Jadi tetaplah konsisten terhadap janji yang telah Anda buat sendiri tersebut.

3. Pikirkan konsekuensinya.
Karyo adalah perokok berat sampai-sampai dia dijuluki dengan sebutan “Kereta Api” oleh teman-temannya karena tidak pernah lepas dari rokok. Suatu saat Karyo masuk rumah sakit karena dadanya merasa sangat sakit. Dokter mendiagnosis bahwa ada yang tidak beres dengan paru-parunya. Sejak saat itu Karyo berjanji tidak akan merokok lagi.
Sebulan kemudian seorang ibu di sebelah rumahnya mengalami sakit pada paru-parunya, padahal ibu itu tidak pernah merokok. Karyo menjadikan hal tersebut sebagai pembenar bahwa merokok tidak ada hubungannya dengan sakit paru-paru. Maka Karyo pun merokok lagi. Padahal jelas terbukti bahwa merokok dapat mengganggu kesehatan. Maka pikirkanlah konsekuensinya sebelum melanggar janji dan memulai kebiasaan buruk lagi.

4. Sesuaikan dengan kemampuan.
Membuat janji sesuai dengan kemampuan bukan berarti meragukan kemampuan kita masing-masing. Saat Anda membuat janji temukan motifasi yang kuat dalam janji tersebut, apalagi untuk hal-hal yang sekiranya diluar kemampuan. Karena apabila Anda membuat janji diluar kemampuan, sedangkan Anda tidak cukup termotifasi, maka besar kemungkinan Anda tidak akan dapat untuk memenuhi janji tersebut.[]MZ_matasiswa.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar