Sabtu, 13 April 2013

Pendidikan Tak Sekadar Transfer Ilmu



Pendidikan pada saat ini telah mengalami penurunan kadarnya. Pendidikan hanya diartikan atau dipahami sebagai bentuk pengajaran. Padahal, apa itu pendidikan?

Menurut UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Tujuannya yaitu untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Demikianlah arti pendidikan menurut undang-undang. Apabila dianalisis lebih lanjut, dapat diambil benang merah bahwa pendidikan bukan hanya proses mentransfer ilmu pengetahuan. Pendidikan tentunya lebih dari itu, yakni peningkatan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, dan pembentukan akhlak mulia. Meskipun demikian, nilai-nilai pendidikan seakan-akan terlupakan oleh para pelaku pendidikan.

Proses-proses pendidikan yang berjalan terasa garing (kering) dari nilai-nilai spiritual dan akhlak. Pendidikan tidak ada rohnya. Dalam proses pendidikan hanya ada adegan transfer ilmu (materi) dari pendidik kepada peserta didik. Konsep pendidikan beranjak menyempit, sehingga hal ini menyebabkan output (keluaran) dari pendidikan hanya menjadikan manusia yang pintar atau cerdas. Sebab, memang mereka hanya diajari untuk pintar atau cerdas saja.

Lalu, apa akibat dari penurunan kadar (kualitas) pendidikan saat ini? Jawabannya sangat mudah. Lihat saja sekeliling kita, banyak orang pintar, tetapi tidak berakhlak mulia. Banyak orang yang pintar, tetapi tak peduli terhadap nasib orang lain. Bahkan, banyak orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk memperdaya orang lain, orang-orang yang bodoh, orang-orang lugu, dan orang-orang lemah.

Lalu, mengapa bangsa ini makin kacau moralnya, padahal orang-orang yang berpendidikan makin banyak? Sekali lagi, jawabannya mudah. Pendidikan dipahami hanya sebagai proses transfer ilmu, hanya dipahami untuk membentuk peserta didik sebagai manusia yang pintar dan cerdas semata.

Melihat fenomena yang ada, hendaknya kita tidak hanya diam. Kita perlu meninjau kembali apa esensi dari pendidikan, apa arti pendidikan sebenarnya. Kita semua adalah pelaku pendidikan. Karena itu, jangan biarkan pikiran kita menyempit dengan memahami pendidikan hanya sebagai bentuk pengajaran dan transfer ilmu. Arti pendidikan lebih dari itu.

Lebih dari itu, pendidikan budi pekerti, pendidikan tata krama, dan pendidikan agama tidak boleh diabaikan. Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar