Proses pendidikan terhadap manusia terjadi pertama kali ketika
Allah SWT selesai menciptakan Adam as, lalu Allah SWT mengumpulkan tiga
golongan mahluk yang diciptakan-Nya untuk diadakan Proses Belajar Mengajar
(PBM). Tiga golongan mahluk ciptaan Allah dimaksud yaitu Jin, Malaikat, dan
Manusia (Adam Alaihissalam) sebagai “mahasiswa” nya, sedangkan Allah SWT
bertindak sebagai “Maha Guru” nya. Setelah selesai PBM maka Allah SWT
mengadakan evaluasi kepada seluruh mahasiswa ( jin, malaikat, dan manusia)
dengan cara bertanya dan menyuruh menjelaskan seluruh materi pelajaran yang
diberikan, dan ternyata Adam lah (dari golongan manusia) yang berhasil menjadi
juara dalam ujian tersebut.
Pendidikan adalah karya seni terbesar pemikiran dan jiwanya
manusia. Dengan pendidikanlah kita dapat merubah nasip dengan ilmu dan hidup
mulia dengan akhlak.
Namun pada faktannya pendidikan saat ini masih kurang bila di
lihat dari kelebihannya. Pendidikan saat ini hanyalah mementingkan IQ,
mementingkan nilai – nilai dari sebuah ijazah yang hannya berbentuk selembar
kertas, tampa memikirkan pendidikan spiritual akhlakul karimah mereka,padahal
dengan spirituallah mereka dapat berdiri tegak karna memiliki hati yang
teguh,sehingga tidak menjadikan mereka terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif
seperti mabuk-mabukan, tauran, anarkisme, pecandu narkoba, dan lain-lainya. Maka
dapat di simpulkan,
Kecerdasan di agungkan pendidikan akhlak di abaikan
: Kecerdasan siswa banyak di ukur pada upayanya untuk
menghapal dan menguasai berbagai pengetahuan, terutama pada ilmu-ilmu exakta,
sedangkan aspek aplikasi atau efektif dan psikomotor di abaikan.Aspek
pembentukan karakter (akhlak) peserta didik. Karnannya dapat di katakan
pendidikan formal di Indonesia telah berupaya untuk melakukan “fabrikasi
orang-orang cerdas” di bandingkan pembentukan “orang-orang baik”.
Rendahnya kualitas guru.
: Bila di ukur dari persyaratan akademis baik menyangkut pendidikan minimal maupun kesesuaian bidang studi dengan pelajaran yang akan di berikan kepada anak didik ternyata banyak guru yang tidak memenuhi kualitas mengajar, hal ini dapat di buktikan dengan masih banyaknya guru yang belum sarjana namun mengajar di SMU ataupun SMK,serta banyak guru yang mengajar tidak sesuai disiplin ilmu yang mereka miliki.
Rendahnya kualitas guru.
: Bila di ukur dari persyaratan akademis baik menyangkut pendidikan minimal maupun kesesuaian bidang studi dengan pelajaran yang akan di berikan kepada anak didik ternyata banyak guru yang tidak memenuhi kualitas mengajar, hal ini dapat di buktikan dengan masih banyaknya guru yang belum sarjana namun mengajar di SMU ataupun SMK,serta banyak guru yang mengajar tidak sesuai disiplin ilmu yang mereka miliki.
Rendahnya kesejahteraan guru:
: rendahnya
kesejahteraan guru mempunnyai peran dalam membuat rendahnnya kualitas guru dan
pendidikan di Indonesia. Dengan pendapatan yang rendah terang saja bannyak guru
yang mengerjakan pekerjaan sampingan untuk menutupi biaya kebutuhan hidup yang
harus mereka tanggung.
Begitupun dengan mahalnya biaya pendidikan.
: Bermutu itu mahal, Kalimat ini sering muncul untuk menjastifikasi mahalnya biaya pendidikan, yang harus di keluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya membuat masyarat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.orang miskin tidak boleh sekolah.
Begitupun dengan mahalnya biaya pendidikan.
: Bermutu itu mahal, Kalimat ini sering muncul untuk menjastifikasi mahalnya biaya pendidikan, yang harus di keluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya membuat masyarat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.orang miskin tidak boleh sekolah.
“Maka dengan ini semoga kita senantiasa menjadi manusia yang
selalu berfikir untuk mewujudkan perubahan-perubahan,dengan memulai dari diri
kita bahkan dari yang terkecil,dengan membentuk para pemuda generasi bangsa,
para penerus bangsa dengan pendidikan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar