Sekolah Dasar Islam yang
terletak di Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur tersebut, memiliki ciri
khas tersendiri seperti banyaknya sekolah dasar di daerah terdebut namun hanya
sekolah tersebutlah yang bernotaben Islami, Bukan hanaya itu kegiatan –
kegiatan Ekskul di sekolah tersebut banyak ragamnya seperti Pramuka, Paskibra,
PMR, hingga kerohanian Atau yang sering dinamakan ROHIS.
Sekolah tersebut berdiri sudah terbilang lama, sekolah tersebut hingga
sekarang ini masih dikepalai oleh Drs. H. Nasruddin. “ saya sering sekali
menjemput adek saya yang bernama Devi, di sekolah tersebut, karena rumah saya
pindah, jadi jauh dah dah dari sekolah, ini “ ujar Khusnul Khotimah Kakak Siswa
di sekolah tersebut.
Dalam perkembangannya
madrasah berlangsung sangat cepat. Pada pertengahan tahun 1960-an, terdapat
13.057 Madrasah Ibtidaiyah (MI), pendidikan setingkat sekolah dasar (SD) pada
sistem pendidikan umum. Paling tidak terdapat 1.927.777 siswa yang mendaftarkan
diri di MI. Pada pendidikan tingkat lanjutan pertama atau Madrasah Tsanawiyah
(MTs) terdapat 776 madrasah dengan 87.932 siswa. Sedangkan di tingkat
berikutnya atau Madrasah Aliyah (MA) terdapat 16 madrasah dengan 1.881 siswa.
Jumlah peserta pendidikan ini merupakan angka yang luar biasa bagi sejarah
pendidikan di Indonesia.
Melihat kenyataan tersebut sudah tidak
diragukan lagi bahwa Madrasah Ibtidaiyah (MI) memiliki kontribusi nyata dalam
pembangunan pendidikan. Apalagi dilihat secara historis, Madrasah memiliki
pengalaman yang luar biasa dalam membina dan mengembangkan masyarakat. Bahkan,
Madrasah mampu meningkatkan perannya secara mandiri dengan menggali potensi
yang dimiliki masyarakat di sekelilingnya.Proses pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) selain menjadi tanggung jawab internal Madrasah, juga harus didukung oleh perhatian yang serius dari proses pembangunan pemerintah. Meningkatkan dan mengembangkan peran serta Madrasah dalam proses pembangunan merupakan langkah strategis dalam membangun masyarakat, daerah, bangsa, dan negara. Terlebih, dalam kondisi yang tengah mengalami krisis (degradasi) moral. Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang membentuk dan mengembangkan nilai-nilai moral, harus menjadi pelopor sekaligus inspirator pembangkit moral bangsa. Sehingga, pembangunan tidak menjadi hampa melainkan lebih bernilai dan bermakna.
Madrasah Ibtidaiyah di
Indonesia sangat unik dan tidak sama dengan Madrasah di manapun, karena: (a)
diselengarakan seperti sekolah biasa, (b) mengajarkan kurikulum nasional, (c)
menyiapkan siswa untuk mengikuti ujian nasional, (d) bersifat koedukasi, (e)
memberikan ketrampilan hidup untuk menjadi warga negara yang produktif dalam
masyarakat modern dan majemuk, dan (f) berhasil memberikan landasan nilai dan
norma tradisional agama yang kuat berbasis kepada ajaran agama Islam, disamping
pendidikan umum yang modern.[] MZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar