Mempererat tali silaturahmi memiliki banyak manfaat bagi
umat Islam, diantaranya:
Mendapatkan ridho
dari Allah SWT.
Membuat orang yang
kita dikunjungi berbahagia.
Disenangi oleh
manusia.
Memupuk rasa cinta
kasih terhadap sesama.
Meningkatkan rasa
kebersamaan dan rasa kekeluargaan.
Mempererat tali
persaudaraan.
Mempererat tali
persahabatan.
Seperti halnya Mahasiswa STAI PTDI yang dating ke sebuah
rumah Dosen kampus tersebut, walaupun Dosen tersebut sudah tidak mengajar,
namun silatuhrahmi akan tetap berjalan bagaimana pun keadaan, sebut saja Bapak
Edi Ramaja, selaku dose tersebut, bukan hanya itu kekompakan serta keakraban
menyelimuti pertemuan kedua belah pihak.
Menambah pahala
setelah kematiannya. Dalam hal ini kebaikan manusia yang senang bersilaturahmi,
akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
Agar kita dapat menjalin silaturahmi dengan baik, marilah
kita pahami terlebih dahulu apa itu silaturahmi. Silaturahmi berasal dari dua
kata yang digabungkan, yakni shilah dan rahm. Shilah berarti hubungan atau
menghubungkan, sedangkan rahm mempunyai dua makna, yang pertama berarti
kelembutan atau kasih sayang, yang kedua bermakna peranakan (rahim) atau
kekerabatan yang masih ada pertalian darah (persaudaraan). Dengan demikian,
silaturahmi berarti menjalin hubungan kasih sayang; silaturahmi juga bisa
berarti menjalin hubungan kekerabatan.
Berangkat dari makna silaturahmi sebagaimana di atas,
menjalin silaturahmi berarti menjalin hubungan kasih sayang dengan kerabat
maupun dengan orang lain. Dengan demikian, seseorang belum dikatakan bisa
menjalin silaturahmi bila dengan orang lain baik, tetapi dengan saudara sendiri
malah tidak rukun. Sebaliknya, baik sekali hubungannya dengan saudara, namun tidak
baik dengan orang lain, perilaku yang demikian pun belum memenuhi kriteria
silaturahmi.
Di samping itu, ada satu hal lagi yang penting untuk kita
ketahui, yakni yang dinamakan menjalin silaturahmi adalah menyambung kembali
tali silaturahmi yang putus. Mengenai hal ini, marilah kita perhatikan sebuah
hadits Nabi Saw. berikut, yakni dari Ibnu Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah
Saw. telah bersabda:
“Orang yang menyambung tali silaturahmi bukanlah orang yang
bersilaturahmi kepada orang yang berbuat baik kepadanya. Akan tetapi, orang
yang menyambung silaturahmi adalah orang yang jika tali silaturahminya diputus,
ia menyambungnya.” (HR. Bukhari)
Berdasarkan hadits tersebut, kita semakin memahami bahwa
yang dinamakan menjalin silaturahmi adalah menyambung kembali tali silaturahmi
yang telah putus. Ini sesungguhnya bukan pekerjaan yang mudah. Kecenderungan
dari kita adalah hanya bersilaturahmi kepada orang-orang yang sudah terjalin
hubungan dengan kita saja. Hal ini tidak salah, bahkan bernilai penting dalam rangka
untuk menjaga jalinan silaturahmi. Namun, menyambung kembali tali silaturahmi
yang telah putus adalah bagian yang utama dalam amalan yang bernama menjalin
silaturahmi ini.
Memperbaiki hubungan dengan menjalin silaturahmi ini juga
merupakan perintah Allah Swt. Marilah kita renungkan firman-Nya sebagai
berikut:
“…bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di
antara sesamamu…” (QS. Al-Anfâl [8]: 1)
Oleh karena itu, marilah kita mengamalkan untuk menjalin
silaturahmi dengan baik. Sungguh, jangan sampai sekali-kali malah kita memutus
hubungan silaturahmi. Balasan yang diberikan kepada orang yang memutuskan
hubungan silaturahmi atau kekeluargaan itu berat sekali, yakni tidak akan masuk
surga. Mengenai hal ini, marilah kita perhatikan sebuah hadits bahwa Rasulullah
Saw. telah bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan
kekeluargaan.” (HR. Muslim)
Ternyata, ancamannya sangat berat bagi orang yang memutuskan
hubungan silaturahmi. Bila memang demikian, tak ada alasan lagi bagi kita untuk
tidak menjalin silaturahmi. Toh ketika di dunia pun kita akan mendapatkan dua
anugerah penting ketika menjalin silaturahmi, yakni diberi kelapangan rezeki
dan dikaruniai umur yang panjang.
Dengan demikian, bagi orang yang ingin menjadi kaya, tidak
boleh ada dalam kamus hidupnya untuk membenci orang lain. Bagi orang yang ingin
diberi kelimpahan rezeki oleh Allah Swt., tidak boleh ada dalam hatinya untuk
mempunyai sifat dengki. Bagi orang yang ingin dipanjangkan umurnya oleh Allah
Swt., maka harus menjauhkan diri dari akhlak buruk yang bernama bermusuhan.[]MZ_matasiswa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar