Kamis, 21 Maret 2013

Felix Siauw: Training Motivasi Harus Membentuk Muslim Yang Kaffah





Nama Felix Siauw mulai berkibar menjadi motivator muda Islam dalam jagat training motivasi tingkat nasional. Dalam trainingnya, pria kelahiran 1984 ini berangkat dari ideologi Islam menuju muslim kaffah. Rupanya sebelum menemukan itu, Felix Siauw sempat bergelut dengan metode Neuro Linguistic Programme (NLP). Akan tetapi, banyak hal dari NLP yang menurutnya bertentangan dengan prinsip Islam.


“Yang saya dapatkan di NLP adalah penuh dengan tipuan bahwa kemudian sesuatu atas dasar Islam, tapi sebenarnya hal itu kita lakukan untuk kepentingan diri kita sendiri,” tegasnya kepada Eramuslim.com, Rabu (14/3) di sela-sela Islamic Book Fair 2012

NLP sendiri, baginya, bisa dikatakan sebagai ilmu yang manusia sentris, bahwa manusia jadi tokoh utama dunia yang lain adalah figuran. Karenanya tidak heran NLP adalah ilmu yang dikembangkan oleh orang-orang kapitalis.

“Walaupun kemudian NLP ini tidak semuanya bertentangan dengan akidah tapi ini adalah ilmu yang dikembangkan oleh orang-orang kapitalis. Untuk kemudian mereka hidup di dunia kapitalis hingga tanpa sadar kita digiring bahwa sesuatu harus diukur dengan materi,” lanjut alumni IPB yang memeluk Islam di umur 18 tahun ini.

Hal inilah yang akhirnya membuat Felix Siauw memutuskan keluar dari metode NLP. Dari situ ia berfikir kenapa tidak memajukan Islam saja. Metode Islam adalah metode sempurna untuk menuju muslim yang kaffah dan berani menampilkan identitas sebagai seorang mukmin.

“Dimana dalam ilmu-ilmu yang lain utnuk merangkul banyak audiens kita harus mengomong Tuhan, bukan Allah. Kita harus ngomong kebaikan, bukan Syariat. Kita harus berbicara hal yang bersifat pop dan umum yang kemudian bertentangan dengan hati kita sendiri, padahal yang kita perjuangkan Islam yang sempurna,” tegasnya panjang lebar.

Pilihan yang diambil Felix bukan tanpa resiko, segmentasi dakwah ideologis ini memang relatif masih jarang digeluti. Tapi begitulah Islam, agama yang memang harus disampaikan apa adanya.

“Kita harus menyampaikan Islam thok. Apapun resikonya kemudian, itulah resiko saya. Segmentasi dakwah kita adalah orang muslim dan ini harus lebih didahulukan daripada yang lain,” tutur ayah tiga anak ini.

Training motivasi inilah yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat muslim. Ditengah arus akidah umat Islam yang mulai tergerus dan tidak lagi bangga kepada agamanya, trainer-trainer muslim ditantang untuk terjun menyuarakan ideologi Islam.

“Saya belum lihat orang semacam ini dimanapun di Indonesia yang kemudian mengambil Islam secara total dan kemudian menyampaikan ini dan pede dengan ini dan bisa mendapatkan pengikut dalam arti bukan pengikut orangnya, tapi idenya,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar