Minggu, 30 Agustus 2015

Penyebab Kemarau Berkepanjangan



Apakah Anda tahu penyebab kemarau ? Jika Anda ingin mengetahui penyebab kemarau di Indonesia, bacalah artikel ini dengan saksama.

Manusia hayati di bumi tak bisa melepaskan diri dari keterikatannya dengan alam. Alam sebagai loka hidup, ada kalanya tak ramah kepada manusia. Hal itu terjadi sebab kesalahan manusia. Namun, tak menutup kemungkinan kerusakan alam disebabkan bala nan bersifat kenyataan alami.
Sebut saja kekeringan nan diakibatkan kemarau nan panjang.Penyebab kemarauada beberapa hal

menurut ilmu pengetahuan modern nan berkembang sekarang.
Kemarau merupakan salah satu kejadian alam di mana air sangat sulit buat ditemukan pada suatu daerah. Hujan nan tak turun selama berbulan-bulan atau tahunan mengakibatkan satu wilayah kekurangan pasokan air, terutama wilayah nan tak ada sumber airnya ataupun sungai nan mengalir dalam debit besar.






Kemarau panjang nan terjadi bisa merugikan manusia, bahkan sampai mengakibatkan kelaparan dan terpuruknya perekonomian dalam sebuah daerah.
Banyak kemarau nan terjadi di negeri kita Indonesia. Setiap tahunnya niscaya ada beberapa wilayah nan kekurangan pasokan air sebab kekeringan. Sumur warga nan kering hingga tidak mengeluarkan air sama sekali, sungai nan diharapkan bisa mengairi sawah pun tidak ada alirannya juga.
Kondisi kekeringan menyengsarakan manusia. Begitu pula dengan habitat sekitar, misalnya tumbuhan dan hewan. Hutan pun akan meranggas kehilangan daun-daunnya, menyebabkan hewan kehilangan makanan mereka. Akibat dari kemarau nan panjang memang harus diantisipasi sedini mungkin agar kerugian nan muncul tak terlalu besar.


Penyebab Kemarau Berkepanjangan Telah diuraikan sebelumnya bahwa kemarau terjadi karena dua hal, yakni karena nan alami dan ulah tangan manusia. Berikut ini gambaran beberapa pemicu datangnya kemarau.
1. Letak Geografis
Indonesia terletak di antara dua benua dan samudra serta lokasinya di daerah tropis, ini membuat tanah air kita mengalami dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau.
Musim kemarau sangat terasa menyengsarakan di tempat-tempat nan pasokan airnya sangat terbatas, seperti di dataran tinggi. Banyak sawah dan ladang nan akan terlantar, karena metode bercocok tanam petani memakai sistem tadah hujan.
Dataran tinggi atau pegunungan memang ada nan memiliki sumber air alami, namun tak semua dataran tinggi di nusantara kaya akan sumber air. Perlu persiapan dari warga nan tinggal di pegunungan dengan kondisi air terbatas.
Sebut saja para petani dan peternak ikan di Tasikmalaya membuat kolam tadah hujan nan dirancang memakai terpal. Saat hujan turun, maka kolam protesis tersebut terpenuhi dengan air, hingga pada saat musim kemarau datang sudah ada bekal buat keperluan mereka terkait dengan air.
Kemarau terus menerus mengenai wilayah Indonesia nan ada di garis khatulistiwa, terutama nan ada tepat di lintang tersebut. Seperti, daerah Kalimantan nan sering diberitakan kejadian kebakaran hutan sebab panas nan tiada henti di daerah itu. Kebakaran hutan juga memicu asap tebal nan menggangu penglihatan warga sekitar.
2. Perubahan Cuaca
Kemarau juga diakibatkan genre angin muson timur di bulan April sampai Oktober. Angin ini membawa hawa panas dari benua Australia nan daratannya sangat luas. Maka wajar jika bulan April ke atas, intensitas hujan lebih banyak berkurang daripada bulan sebelumnya.
Mendekati bulan April, para petani sudah terbiasa buat berganti jenis tanaman. Mereka memilih sejumlah tanaman ladang nan tak memerlukan banyak air dalam pertumbuhannya.
Ada kalanya para petani tak mengganti tanaman, karena mereka hayati di daerah nan debit airnya besar. Misalnya, di daerah pesisir atau dekat dengan wilayah pantai , di mana air dari dataran tinggi bermuara di sungai-sungainya.
3. Pencemaran dan Polusi terhadap Alam
Dampak dari pencemaran dan polusi tak hanya berpengaruh pada kerusakan alam dalam lingkup sempit. Namun, secara kumulatif juga mendorong bala nan berkepanjangan, seperti kemarau. Hutan nan berfungsi buat menahan air dalam jumlah besar akan kehilangan potensi saat tercemar.
Berkurangnya tanaman dan pepohonan di hutan menjadi karena primer nan mengantarkan manusia mengalami kerugian, seperti banjir, tanah longsor dan kemarau.
Seharusnya air hujan diserap oleh tanaman dan mengendap di dalam tanah, tetapi dikarenakan gundul maka air langsung menuju ke dataran rendah sehingga terjadi longsor dan banjir. Selain itu tanah tidak lagi menyimpan air hujan dan pastinya akan terjadi kekeringan waktu nan lama.
4. Pendayagunaan Alam nan Berlebihan
Di antara pembaca nan tinggal di loka bermata air jernih, banyak perusahaan air minum , baik nan kemasan atau pemasok air isi ulang nan mendirikan usaha di kawasan mata air tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan perusahaan penghasil air tersebut merugikan rakyat sekitar. Mereka mengeksploitasi air nan melimpah di kawasan mata air sehingga lambat laun air sungai berkurang debitnya.
Menurut pengakuan warga sekitar mata air di Pandaan Kabupaten Pasuruan, salah satu kecamatan nan mempunyai sumber air nan jernih. Mereka mengungkapkan debit air sungai buat keperluan pengairan sawah dan kebutuhan keluarga saat ini berkurang. Tanpa disadari ternyata itu akibat dari didirikannya banyak perusahaan produsen air kemasan dan galon di kecamatan tersebut.
Berdirinya perusahaan air memberi banyak kegunaan kepada warga sekitar dengan dibukanya lapangan kerja, tetapi perlu adanya kontrol dari pemerintah buat mengatur jumlah perusahaan serta jumlah air nan disedot tiap harinya. Jika tidak, nantinya daerah tersebut mengalami kekurangan air dan habitat alam cenderung berkurang dari segi kualitas dan jumlahnya.
5. Perusakan Sumber Daya Alam (SDA)
SDA merupakan harta paling berharga bagi manusia, keberadaan alam menjamin keberlangsungan hayati anak cucu adam, tetapi pemanfaatan SDA nan tak terkontrol akan mendorong munculnya masalah baru bagi manusia.
Pemanfaat SDA tersebut, seperti mata air nan disedot terus menerus melebihi kapasitasnya, pegunungan nan ditebang sembarang ataupun ekskavasi tanah di daerah kaya mineral dan logam nan terlalu rakus.
Beberapa kelakuan manusia tersebut mempercepat musibah kemarau tiba. Alangkah baiknya semua komponen masyarakat peduli terhadap masalah perusakan SDA ini agar kehidupan bisa berjalan sejahtera, dan jauh dari bala nan tiada henti.
6. Global Warming
Pemanasan dunia nan telah dirasakan saat ini dampaknya mulai menyadarkan manusia. Alam ialah loka hayati mereka, seharusnya teknologi canggih nan tak ramah lingkungan bisa disebut sebagai ciptaan cacat. Sebut saja berbagai produksi teknologi modern sekarang, ternyata sebagian besar memiliki pengaruh jelek kepada alam.
Cuaca nan tidak menentu seperti di awal tahun 2013, hujan ekstrim hingga kemarau nan mengerikan terjadi dampak iklim bumi nan tidak seimbang. Kerugian kembali lagi ke sisi manusia sebagai makhluk nan berakal, diserahi tugas menjadi pemimpin di dunia, namun lupa tugas utamanya.
Bencana kemarau bisa merugikan sebuah masyarakat dalam berbagai bidang, mulai dari pertanian nan gagal panen, peternakan nan kurus, kesulitan memenuhi kebutuhan hayati dan lain sebagainya. Sudah sepatutnya bangsa ini kembali membenahi sistem kehidupannya agar lebih koperatif dengan alam.
Demikian ulasan mengenai penyebab kemarau di Indonesia, semoga wawasan hayati kita terus bertambah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar