Minggu, 30 Agustus 2015

Ciri-Ciri Kalimat Efektif


“Gunakan kalimat efektif!” Seringkali kalimat tersebut kita dengar. Baik ketika sedang membuat suatu karya tulis tertentu, sedang membuat laporan, atau pun ketika sedang berkomunikasi. Walaupun kalimat tersebut sudah sangat sering kita dengan, ternyata masih banyak di antara kita nan tak mengenal dan tak mengetahui apa sebenarnya kalimat efektif itu. Banyak pula di antara kita nan tak mengetahui cara penggunaan kalimat efektif di dalam kehidupan berbahasa kita.


Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif bisa kita artikan sebagai kalimat nan bisa menimbulkan gagasan-gagasan pada pikiran orang nan mendengar atau orang nan membaca kalimat tersebut. Dengan kata lain, sebuah kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika kalimat tersebut mampu menyampaikan gagasan, pesan nan terkandung di dalam kalimat tersebut, perasaan, ataup apapu nan hendak diberitahukan oleh penulis atau oleh orang nan menyampaikannya.
Kalimat efektif juga dapat diartikan sebagai sebuah kalimat nan susunan kata-kata di dalamnya memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kalimat efektif itu tak berbelit-belit. Singkat, padat, namun jelas. Holistik maksud si penyampai bisa diterima dengan baik.


Penggunaan Kalimat Efektif Kalimat efektif biasanya digunakan pada karya tulis nan mengandung unsut keilmuan dan kekinian. Juga pada karya ilmiah, seperti tesis, skripsi, makalah, disertasi, laporan penelitian, proposal pekerjaan, dan sebagainya.
Kalimat jenis ini berbeda dengan kalimat-kalimat nan digunakan oleh para sastrawan nan lebih banyak menggunakan majas dan metafora. Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa kalimat efektif haruslah kalimat nan sebenarnya dan tak mengandung kiasan apapun di dalam kalimat itu sendiri.


Ciri-Ciri Kalimat Efektif Kalimat efektif memiliki ciri-ciri spesifik nan membedakannya dengan kalimat tak efektif. Selain itu, juga memiliki gaya bahasa nan sinkron dengan anggaran nan telah ditetapkan dalam Ejaan Yang Disempurnakan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini uraian mengenai beberapa karakteristik kalimat efektif nan harus diketahui.
  1. Dalam penggunaannya, kalimat efektif sangat taat pada anggaran nan tertulis di dalam ejaan nan berlaku.
  2. Pemilihan diksi di dalam kalimat efektif sangat diperhatikan dan menggunakan pemilihan diksi nan tepat.
  3. Kalimat efektif memiliki unsur pokok atau penting, di mana di dalam kalimat itu minimal terdapat unsur subjek dan predikat.
  4. Di dalam penggunaannya, kalimat efektif ini selalu mengepadankan antara jalan pikiran nan logis dengan penggunaan struktur bahasa nan tepat . Sehingga menghasilkan rangkaian kalimat nan sistematis.
  5. Benar-benar berusaha buat menghemat penggunaan kata. Sementara di lain pihak, kalimat efektif melakukan penekanan pula pada ide pokok nan hendak disampaikan.
  6. Menggunakan struktur kalimat nan bervariasi serta bentuk bahasa nan menekankan pada kesejajaran.


Syarat Kalimat Efektif Untuk bisa menggunakan kalimat efektif dengan sahih maka penggunaan kalimat efektif itu haruslah sinkron dengan syarat-syarat nan telah ditetapkan bagi penggunaannya. Syarat nan harus dipenuhi dalam sebuah kalimat efektif ialah sebagai berikut.
  1. Memiliki kesejajaran dalam setiap kata nan digunakan.
  2. Bentuk kata nan sinkron dengan EYD.
  3. Penggunaan struktur kalimat nan tepat.
  4. Pleonasme
  5. Kontaminasi
  6. Kata-kata baku
Berikut ini akan dijelaskan satu per satu holistik syarat kalimat efektif nan sudah disebutkan di atas.


1. Memiliki kesejajaran dalam setiap kata nan digunakan Dalam membuat kalimat menjadi efektif, diperlukan penggunaan kata-kata nan memiliki bentuk kata nan sejajar. Bila kata nan pertama menggunakan bentuk kata kerja maka kata selanjutnya juga harus menggunakan bentuk kata kerja.
Contohnya:
Tugas seorang guru ialah membimbing, mengajar, dan membantu murid-muridnya dalam belajar.


2. Bentuk kata nan sinkron dengan EYD Kalimat dikatakan tak efektif ketika penggunakan bentuk-bentuk kata nan digunakan di dalam kalimat efektif tersebut tak sinkron dengan ketentuan EYD nan berlaku. Yang sering terjadi ialah penggunaan kata berimbuhan nan tak tepat nan membuat kalimat menjadi tak efektif.
Contohnya:
Ibu menggulai minuman itu.
Kalimat di atas jelas tak efektif sebab kata menggulai memiliki makna ganda (ambigu), yaitu memberikan gula atau menjadikan gulai. Sementara itu, jika dilihat dari pengertian kalimat secara holistik maka tak ada minuman nan dapat dijadikan gulai. Makanya kalimat nan sahih dan efektif dari contoh di atas adalah:
Ibu memberi gula pada minuman itu.


3. Penggunaan struktur kalimat nan tepat Kalimat dikatakan tak efektif jika struktur kalimat tersebut tak sinkron dengan kaidah SPOK. Atau nan sering terjadi ialah penempatan urutan struktur kalimat nan digunakan tak pada tempatnya.
Contoh:
Ternyata, ketiga bersaudara itu memiliki sama-sama kaya.
Dari contoh kalimat di atas, penggunaan ternyata membuat kalimat menjadi rancu. Penggunaan kata ulang "sama" setelah "memiliki" terlihat sebagai pemborosan kata-kata nan membuat kalimat menjadi tak efektif.
Yang sahih seharusnya:
Ketiga bersaudara itu memiliki kekayaan nan sama.


4. Pleonasme Pleonasme ialah suatu kejadian atau gejala di mana sebuah kalimat menggunakan kata-kata nan hiperbola sehingga membuat kalimat tersebut menjadi tak efektif.
Contohnya:
Pada zaman sebelum lahirnya dinosaurus dahulu kala, ada banyak manusia nan ternyata masih hayati dengan gaya primitif nan sangat kolot dan kuno.
Bisa dilihat dari contoh di atas, bahwa ada banyak kata-kata nan sebenarnya tak perlu digunakan. Penggunaan kata-kata nan hiperbola seperti contoh di atas hanya membuat kalimat tersebut menjadi tak efektif. Inti dan maksud dari kalimat menjadi buram. Selain itu, kalimat tersebut menjadi tak nyaman buat dibaca atau didengar.
Agar kalimat di atas mencapai tujuannya, kalimat tersebut harus diubah dan disederhanakan dengan menggunakan kaidah kalimat efektif, seperti:
Zaman sebelum kelahiran dinosaurus, kehidupan manusia masih primitif dan kuno.


5. Kontaminasi Kontaminasi berarti kekacauan penggunaan kata, kalimat, ataupun frasa nan digunakan di dalam sebuah kalimat. Kekacauan penggunaan kalimat ini akan membuat pembaca atau pendengar kalimat tersebut menjadi bingung dan menjadi tak bisa menangkap apa nan dimaksud di dalam kalimat itu. Kalimat menjadi tak efektif jika tak mampu dimenerti oleh pembaca atau pendengarnya.
Contoh:
Penulis itu dikatakan sedang mempekerjakan tangannya buat berkarya.
Dari kalimat di atas jelaslah bahwa kalimat nan rancu dalam penggunaan kata-katanya akan sangat sulit buat dipahami. Dari contoh di atas, seharusnya kalimat itu menjadi:
Penulis bekerja dengan menggunakan tangannya.
atau
Penulis mempekerjakan tangannya buat berkarya.


6. Kata-kata baku Hal ini sudah jelas bagi kita bahwa kalimat efektif ialah kalimat nan menggunakan kata-kata standar atau tersusun dari kata-kata nan baku. Kata-kata standar ialah kata-kata nan sinkron dengan ejaan nan berlaku. Penggunaan kata-kata gaul, kata-kata alay ,atau kata-kata nan merupakan serapan dari bahasa daerah, biasanya akan membuat kalimat menjadi tak efektif.
Bentuk kata-kata standar dapat kita lihat pada buku pedoman EYD nan berlaku atau melihat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia


Hubungan Diksi dan Kalimat Efektif Pengertian diksi ialah penempatan atau pemilihan kata nan digunakan oleh seseorang buat berbahasa. Pemilihan kata nan tepat diperlukan buat membentuk suatu kalimat efektif. Ini sebab interaksi antara diksi dengan kalimat efektif sebenarnya sangat erat. Di mana pada saat kalimat efektif dibangun (dibentuk) maka harus menggunakan pilihan kata nan tepat dan sinkron buat menyampaikan informasi nan dimaksud.
Dengan diksi atau pemilihan kata nan tepat, biasanya kita juga dituntut buat mempelajari berbagai sinonim kata. Di mana kata yag bentuknya berbeda, kadang memiliki makna nan serupa atau mirip. Sehingga kata tersebut bisa menggantikan kata lainnya demi pencapaian makna nan sama dengan kalimat efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar