Minggu, 20 April 2014

KALIMAT AMBIGU (BERMAKNA GANDA)

Foto: KALIMAT AMBIGU (BERMAKNA GANDA)

Kalimat Ambigu adalah kalimat yang memiliki makna lebih dari satu atau bermakna ganda. Hal ini dikarenakan struktur kalimatnya maupun  penggunaan katanya yang memiliki makna ganda dalam pengartiannya.Ambigu berasal dari kata 'ambigous' yang berarti bermakna lebih satu. Makna ambigu dapat terjadi pada frase, klausa, atau kalimat. Perhatikan kalimat berikut ini : 
Orang mati dilompati kucing hidup.
Kalimat tersebut dapat diartikan 3 makna kalimat, yaitu :
Makna 1 : Orang yang mati kemudian dilompati kucing yang hidup.
                 (Dalam hal ini orangnya tetap mati, dan kucingnya memang hidup)
Makna 2 : Orang yang mati dilompati kucing kemudian orang matinya 
                 menjadi hidup.
Makna 3 : Orang hidup menjadi mati karena dilompati kucing yang hidup.

Untuk memecahkan problematika kalimat ini, dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda baca yang tepat atau kata-kata tambahan yang memang diperlukan, yaitu :
Makna 1 : Orang-mati dilompati kucing-hidup.
Makna 2 : Orang-mati dilompati kucing, hidup.
Makna 3 : Orang,mati, dilompati kucing-hidup.

Contoh lainnya :
(1) Teman Aminah yang cantik sedang sakit.
      Maknanya : yang cantik bisa Aminah atau temannya.
(2) Isteri gubernur yang galak itu sedang naik mobil.
      Maknanya : yang galak bisa gubernur atau isterinya.
(3) Pengusaha baru membangun pabrik minuman keras di luar kota.
      Maknanya : pengusaha yang baru atau baru saja membangun.
(4) Toni dan Selvy sedang pergi ke Mal Delta. Ia tidak mengajak adiknya.
      Maknanya : Ia bisa merujuk pada Toni atau Selvy.

Kalimat-kalimat ambigu tersebut dapat diperbaiki menjadi :
(1a) Teman-Aminah yang cantik sedang sakit.
       (yang cantik teman Aminah)
(1b) Teman dari Aminah yang cantik sedang sakit.
       (yang cantik Aminah)
(2a) Isteri-gubernur yang galak itu sedang naik mobil.
       (yang galak isteri gubernur)
(2b) Isteri dari gubernur yang galak itu sedang naik mobil.
       (yang galak gubernur)
(3a) Pengusaha yang baru membangun pabrik minuman keras di luar kota.
        (yang baru adalah pengusaha)
(3b) Pengusaha baru saja membangun pabrik minuman keras di luar kota.   
        (yang baru adalah membangun pabrik) 
(4a) Toni dan Selvy sedang pergi ke Mal Delta. Toni tidak mengajak adiknya.
        Maknanya sudah jelas, yang mengajak adiknya adalah Toni
Perhatikan pula contoh berikut ^_^
Perhatikan struktur kalimat yang bermakna ambigu berikut ini.
Istri pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya.
Saya telah memiliki buku sejarah demokrasi yang baru.
Sumbangan kedua sekolah itu telah kami terima.
Kalimat-kalimat di atas memiliki makna ambigu (ganda) sehingga dapat membingungkan orang yang membacanya. 
Pada kalimat 1, siapakah yang gemuk, pegawai atau isteri pegawai? Kalimat itu memang mengandung dua makna: 
pertama, yang gemuk adalah pegawai; atau
kedua. yang gemuk adalah isteri pegawai.
Pada kalimat 2, apanya yang baru, bukunya, sejarahnya, atau demokrasinya? Kalimat itu bisa bermakna ambigu: 
pertama, bukunya yang baru;
kedua, sejarahnya yang baru; dan
ketiga, demokrasinya yang baru.
Pada kalimat 3, juga terdapat makna ambigu: 
pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.
Untuk menghindari ambiguitas makna, kalimat 1 dapat dirumuskan sbb.:
Jika yang gemuk adalah isteri pegawai, maka dapat ditulis sbb.: Istri-pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya. Penggunaan tanda hubung (-) dapat memperjelas bahwa kedua kata itu (isteri dan pegawai) merupakan satu kesatuan, sehingga kalimat itu bermakna yang gemuk adalah istri pegawai. Atau dapat pula dirumuskan sbb.: Pegawai yang isterinya gemuk itu berasal dari Surabaya.
Jika yang gemuk adalah pegawainya, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Pegawai yang gemuk itu istrinya dari Surabaya.
Untuk kalimat 2:
Jika yang baru adalah bukunya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku-sejarah-demokrasi yang baru, atau Saya telah memiliki buku baru tentang sejarah demokrasi.
Jika yang baru adalah sejarahnya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku tentang sejarah-demokrasi yang baru.
Jika yang baru adalah demokrasinya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku sejarah tentang demokrasi yang baru.
Untuk kalimat 3:
Jika yang dimaksud ada dua kali sumbangan, ditulis sbb.: Sumbangan yang kedua sekolah itu telah kami terima.
Jika yang maksud ada dua sekolah yang menyumbang, ditulis sbb.: Sumbangan kedua-sekolah itu telah kami terima.
Kalimat Ambigu adalah kalimat yang memiliki makna lebih dari satu atau bermakna ganda. Hal ini dikarenakan struktur kalimatnya maupun penggunaan katanya yang memiliki makna ganda dalam pengartiannya.Ambigu berasal dari kata 'ambigous' yang berarti bermakna lebih satu. Makna ambigu dapat terjadi pada frase, klausa, atau kalimat. Perhatikan kalimat berikut ini :
Orang mati dilompati kucing hidup.

Kalimat tersebut dapat diartikan 3 makna kalimat, yaitu :
Makna 1 : Orang yang mati kemudian dilompati kucing yang hidup.
(Dalam hal ini orangnya tetap mati, dan kucingnya memang hidup)
Makna 2 : Orang yang mati dilompati kucing kemudian orang matinya
menjadi hidup.
Makna 3 : Orang hidup menjadi mati karena dilompati kucing yang hidup.

Untuk memecahkan problematika kalimat ini, dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda baca yang tepat atau kata-kata tambahan yang memang diperlukan, yaitu :
Makna 1 : Orang-mati dilompati kucing-hidup.
Makna 2 : Orang-mati dilompati kucing, hidup.
Makna 3 : Orang,mati, dilompati kucing-hidup.

Contoh lainnya :
(1) Teman Aminah yang cantik sedang sakit.
Maknanya : yang cantik bisa Aminah atau temannya.
(2) Isteri gubernur yang galak itu sedang naik mobil.
Maknanya : yang galak bisa gubernur atau isterinya.
(3) Pengusaha baru membangun pabrik minuman keras di luar kota.
Maknanya : pengusaha yang baru atau baru saja membangun.
(4) Toni dan Selvy sedang pergi ke Mal Delta. Ia tidak mengajak adiknya.
Maknanya : Ia bisa merujuk pada Toni atau Selvy.

Kalimat-kalimat ambigu tersebut dapat diperbaiki menjadi :
(1a) Teman-Aminah yang cantik sedang sakit.
(yang cantik teman Aminah)
(1b) Teman dari Aminah yang cantik sedang sakit.
(yang cantik Aminah)
(2a) Isteri-gubernur yang galak itu sedang naik mobil.
(yang galak isteri gubernur)
(2b) Isteri dari gubernur yang galak itu sedang naik mobil.
(yang galak gubernur)
(3a) Pengusaha yang baru membangun pabrik minuman keras di luar kota.
(yang baru adalah pengusaha)
(3b) Pengusaha baru saja membangun pabrik minuman keras di luar kota.
(yang baru adalah membangun pabrik)
(4a) Toni dan Selvy sedang pergi ke Mal Delta. Toni tidak mengajak adiknya.
Maknanya sudah jelas, yang mengajak adiknya adalah Toni
Perhatikan pula contoh berikut 
Perhatikan struktur kalimat yang bermakna ambigu berikut ini.
Istri pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya.
Saya telah memiliki buku sejarah demokrasi yang baru.
Sumbangan kedua sekolah itu telah kami terima.
Kalimat-kalimat di atas memiliki makna ambigu (ganda) sehingga dapat membingungkan orang yang membacanya.
Pada kalimat 1, siapakah yang gemuk, pegawai atau isteri pegawai? Kalimat itu memang mengandung dua makna:
pertama, yang gemuk adalah pegawai; atau
kedua. yang gemuk adalah isteri pegawai.
Pada kalimat 2, apanya yang baru, bukunya, sejarahnya, atau demokrasinya? Kalimat itu bisa bermakna ambigu:
pertama, bukunya yang baru;
kedua, sejarahnya yang baru; dan
ketiga, demokrasinya yang baru.
Pada kalimat 3, juga terdapat makna ambigu:
pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.
Untuk menghindari ambiguitas makna, kalimat 1 dapat dirumuskan sbb.:
Jika yang gemuk adalah isteri pegawai, maka dapat ditulis sbb.: Istri-pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya. Penggunaan tanda hubung (-) dapat memperjelas bahwa kedua kata itu (isteri dan pegawai) merupakan satu kesatuan, sehingga kalimat itu bermakna yang gemuk adalah istri pegawai. Atau dapat pula dirumuskan sbb.: Pegawai yang isterinya gemuk itu berasal dari Surabaya.
Jika yang gemuk adalah pegawainya, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Pegawai yang gemuk itu istrinya dari Surabaya.
Untuk kalimat 2:
Jika yang baru adalah bukunya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku-sejarah-demokrasi yang baru, atau Saya telah memiliki buku baru tentang sejarah demokrasi.
Jika yang baru adalah sejarahnya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku tentang sejarah-demokrasi yang baru.
Jika yang baru adalah demokrasinya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku sejarah tentang demokrasi yang baru.
Untuk kalimat 3:
Jika yang dimaksud ada dua kali sumbangan, ditulis sbb.: Sumbangan yang kedua sekolah itu telah kami terima.
Jika yang maksud ada dua sekolah yang menyumbang, ditulis sbb.: Sumbangan kedua-sekolah itu telah kami terima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar