Rabu, 02 April 2014

10 Pekerjaan yang Berbahaya bagi Paru-paru

10 Pekerjaan yang Berbahaya bagi Paru-paru

 Berikut akan dipaparkan 10 pekerjaan yang memiliki risiko paru-paru bagi sejumlah pekerja. Paru-paru merupakan salahsatu organ yang bekerja sangat keras - kebanyakan orang dewasa membutuhkan lebih dari 20.000 kali bernapas sehari. Tapi, sebaik apapun paru-paru melakukan pekerjaannya, ia juga akan terpengaruh oleh pekerjaan yang kita lakukan. Zat kimia, kuman, asap tembakau, kotoran, serat, debu, dan bahkan hal-hal yang mungkin tidak terpikir yang berbahaya dapat merusak saluran napas dan mengancam paru-paru.

 "Paru-paru adalah organ yang kompleks," ujar Philip Harber, MD, MPH, profesor kesehatan masyarakat di Mel and Enid Zuckerman College of Public Health di University of Arizona di Tucson. "Eksposur di tempat kerja dan lingkungan dapat menyebabkan jaringan parut di paru atau fibrosis, asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan infeksi atau bahkan kanker."

Kabar baiknya: banyak bahaya paru akibat kerja dapat dicegah. Meningkatkan sirkulasi ventilasi, memakai alat pelindung diri, mengubah cara melakukan pekerjaan dan belajar lebih banyak tentang bahaya yang ada dalam pekerjaan adalah kunci pencegahan penyakit paru akibat kerja.

Berikut adalah 10 pekerjaan yang berbahaya bagi Paru-paru serta tindakan pencegahan yang dapat membantu menghindari kerusakan paru-paru yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

1.     Bartender dan pramusaji

Asap rokok telah dikaitkan dengan kanker paru-paru. Asap rokok tetap menjadi ancaman bagi pekerja dimana merokok belum dilarang di tempat umum. Selain bartender dan pramusaji, pekerja casino juga berpotensi untuk selalu terpapar pada gumpalan asap.

Memisahkan perokok dari bukan perokok, membersihkan udara, dan bangunan berventilasi tidak akan menjaga orang yang tidak merokok dari terekspos asap rokok. Mungkin, solusi terbaik adalah mencari pekerjaan lain. "Sayangnya, pekerja individu memiliki pilihan terbatas," kata Susanna Von Essen, MD, seorang profesor di University of Nebraska Medical Center of internal medicine divisi penyakit paru, perawatan kritis, gangguan tidur, dan alergi.

2.    Pekerja rumah tangga dan cleaning service

Beberapa peralatan pembersih, bahkan produk yang disebut "green" atau produk "alami", mengandung bahan kimia berbahaya yang telah dikaitkan dengan penyakit asma. "Pembersih merupakan bahan kimia reaktif, yang berarti bahwa ia bereaksi dengan kotoran, jadi dalam beberapa hal tidak mengherankan jika juga bereaksi dengan jaringan paru-paru," kata Von Essen.

Pelepasan beberapa senyawa organik yang mudah menguap juga dapat berkontribusi terhadap masalah pernapasan kronis dan reaksi alergi. Solusinya: baca label dan ikuti petunjuk pemakaian. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggunakan "bahan pembersih sederhana seperti cuka dan air atau baking soda," kata Von Essen. Bukalah jendela dan pintu untuk menjaga ruangan tetap berventilasi baik.

3.    Petugas Kesehatan

Dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di rumah sakit, pusat-pusat kesehatan, atau panti jompo berada pada peningkatan risiko untuk terinfeksi penyakit paru-paru seperti TBC, influenza, dan sindrom pernafasan akut parah (SARS).

Petugas kesehatan harus menjaga status kesehatannya dengan imunisasi, vaksin flu misalnya, atau imunisasi lain yang direkomendasikan untuk petugas kesehatan. Usaha-usaha pencehgahan lain juga perlu dilakukan untuk mencegah penularan dari pasien ke petugas kesehatan.

Petugas kesehatan juga bisa menderita asma jika lateks digunakan dalam sarung tangan atau perlengkapan lainnya. Sarung tangan sintetis bebas lateks merupakan alternatif pencegahan.

4.    Penata rambut

Bahan pewarna rambut tertentu dapat menyebabkan asma akibat kerja. Beberapa produk pelurus rambut mengandung formalin, salahsatu zat karsinogen yang dikenal luas. Formalin juga merupakan irritant yang kuat bagi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Ventilasi yang baik adalah penting. Mengetahui produk apa yang ada di tempat kerja merupakan solusi terbaik. Jika produk tersebut tidak aman, carilah produk yang lebih aman.

5.    Pekerja pabrik

Para pekerja pabrik berisiko untuk menderita asma atau membuat asma yang ada bertambah parah. Asma yang diperparah oleh pekerjaan mempengaruhi sebanyak 25% dari penderita asma dewasa.

Pekerja pabrik dapat terpapar banyak zat-zat berbahaya, mulai dari logam yang terhirup dalam peleburan silika atau bahkan pasir halus, yang dapat menyebabkan silikosis, penyakit yang menyebabkan jaringan parut di paru-paru, atau peningkatan risiko kanker paru-paru.

Sebuah gangguan paru-paru yang disebut sebagai "popcorn paru-paru," atau bronkiolitis obliterans, telah terlihat pada pekerja pabrik yang terpapar beberapa bahan kimia penyedap yang digunakan untuk membuat popcorn microwave. Sekali lagi, pemakaian respirator dan ventilasi yang baik adalah kunci bagi pekerja. (Tidak ada resiko "popcorn paru-paru" yang terlihat pada orang yang makan popcorn tersebut).

6.    Pekerja konstruksi

Pekerja yang menghancurkan bangunan tua atau bangunan yang akan direnovasi dapat terpapar asbes yang sering digunakan sebagai isolasi di sekitar pipa atau lantai keramik.

Bahkan eksposur minimal sekalipun terhadap asbes dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satunya adalah mesothelioma, suatu bentuk kanker.

Paparan juga tampaknya meningkatkan risiko kanker paru-paru dan dapat menyebabkan asbestosis, atau jaringan parut di paru-paru. Tugas dalam proses konstruksi harus diserahkan kepada pekerja yang terlatih dan berlisensi. Si pekerja harus benar-benar tahu di mana titik yang ada asbes dan dapat mengikuti semua aturan serta tidak mengambil risiko.

7.    Bertani

Bekerja dengan tanaman dan hewan dapat menyebabkan beberapa gangguan pernafasan. Pneumonitis hipersensitif adalah masalah yang jarang namun serius yang disebabkan oleh paparan berulang terhadap gandum atau jerami yang terkontaminasi jamur. Akibatnya, kantung udara paru-paru menjadi meradang dan bisa menjadi jaringan parut.

Gandum di kaleng yang terbuat dari logam bisa berjamur. Menghirup debu dari biji-bijian ini dapat menyebabkan demam, menggigil, dan sakit seperti flu yang disebut "sindrom debu organik beracun". Beberapa penelitian melaporkan petani juga lebih sering terserang batuk dan sesak dada.

Selain itu, pekerja di peternakan juga kadang-kadang mendapatkan sindrom seperti asma sebagai akibat paparan terhadap debu dan amonia. Solusinya, jauhkan gabah dari terkena basah, pastikan mendapatkan ventilasi yang memadai, dan pakailah respirator.

8.    Pekerja Pengecatan auto body

Orang yang bekerja di bengkel auto body sering terkena bahan kimia yang dikenal sebagai isosianat. Zat ini merupakan penyebab signifikan asma akibat kerja.
Menggunakan respirator berkualitas dapat mengurangi risiko. Juga akan membantu bila ruangan penyemprotan memiliki sistem pembuangan berventilasi. Lebih baik lagi, menggantikan bahan berbahaya dengan yang lebih aman.

9.    Petugas Pemadam Kebakaran

Para petugas pemadam kebakaran biasanya tidak hanya berhadapan dengan api, tetapi juga terhadap bahan lainnya, termasuk plastik dan bahan kimia terbakar. Petugas pemadam kebakaran secara signifikan dapat mengurangi risiko untuk terkena penyakit paru-paru dan masalah lain dengan menggunakan "alat bantu pernapasan mandiri". Perangkat ini juga harus digunakan selama periode pembersihan sisa kebakaran.

Karena masih banyak bahan kimia yang beterbangan di udara pasca kebakaran, maka ventilasi juga berperan sangat penting.

10.   Pekerja Pertambangan batubara

Penambang bawah tanah beresiko untuk terserang berbagai macam penyakit, mulai dari bronkitis hingga pneumokoniosis, atau "paru-paru hitam." Pneumokoniosis adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh menghirup debu batu bara yang kemudian mengendap dalam paru-paru, lalu mengeras dan membuat sangat sulit bernapas.

lebih lanjut, pneumokoniosis  ini dapat menyebabkan fibrosis masif progresif dan bisa membunuh. Sekali lagi, alat pelindung (respirator) dapat membatasi jumlah debu yang terhirup ketika bekerja.

Mencegah selalu lebih baik dari mengobati, bukan?
Berikut akan dipaparkan 10 pekerjaan yang memiliki risiko paru-paru bagi sejumlah pekerja. Paru-paru merupakan salahsatu organ yang bekerja sangat keras - kebanyakan orang dewasa membutuhkan lebih dari 20.000 kali bernapas sehari. Tapi, sebaik apapun paru-paru melakukan pekerjaannya, ia juga akan terpengaruh oleh pekerjaan yang kita lakukan. Zat kimia, kuman, asap tembakau, kotoran, serat, debu, dan bahkan hal-hal yang mungkin tidak terpikir yang berbahaya dapat merusak saluran napas dan mengancam paru-paru.


"Paru-paru adalah organ yang kompleks," ujar Philip Harber, MD, MPH, profesor kesehatan masyarakat di Mel and Enid Zuckerman College of Public Health di University of Arizona di Tucson. "Eksposur di tempat kerja dan lingkungan dapat menyebabkan jaringan parut di paru atau fibrosis, asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan infeksi atau bahkan kanker."
Kabar baiknya: banyak bahaya paru akibat kerja dapat dicegah. Meningkatkan sirkulasi ventilasi, memakai alat pelindung diri, mengubah cara melakukan pekerjaan dan belajar lebih banyak tentang bahaya yang ada dalam pekerjaan adalah kunci pencegahan penyakit paru akibat kerja.
Berikut adalah 10 pekerjaan yang berbahaya bagi Paru-paru serta tindakan pencegahan yang dapat membantu menghindari kerusakan paru-paru yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
1. Bartender dan pramusaji
Asap rokok telah dikaitkan dengan kanker paru-paru. Asap rokok tetap menjadi ancaman bagi pekerja dimana merokok belum dilarang di tempat umum. Selain bartender dan pramusaji, pekerja casino juga berpotensi untuk selalu terpapar pada gumpalan asap.
Memisahkan perokok dari bukan perokok, membersihkan udara, dan bangunan berventilasi tidak akan menjaga orang yang tidak merokok dari terekspos asap rokok. Mungkin, solusi terbaik adalah mencari pekerjaan lain. "Sayangnya, pekerja individu memiliki pilihan terbatas," kata Susanna Von Essen, MD, seorang profesor di University of Nebraska Medical Center of internal medicine divisi penyakit paru, perawatan kritis, gangguan tidur, dan alergi.
2. Pekerja rumah tangga dan cleaning service
Beberapa peralatan pembersih, bahkan produk yang disebut "green" atau produk "alami", mengandung bahan kimia berbahaya yang telah dikaitkan dengan penyakit asma. "Pembersih merupakan bahan kimia reaktif, yang berarti bahwa ia bereaksi dengan kotoran, jadi dalam beberapa hal tidak mengherankan jika juga bereaksi dengan jaringan paru-paru," kata Von Essen.
Pelepasan beberapa senyawa organik yang mudah menguap juga dapat berkontribusi terhadap masalah pernapasan kronis dan reaksi alergi. Solusinya: baca label dan ikuti petunjuk pemakaian. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggunakan "bahan pembersih sederhana seperti cuka dan air atau baking soda," kata Von Essen. Bukalah jendela dan pintu untuk menjaga ruangan tetap berventilasi baik.
3. Petugas Kesehatan
Dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di rumah sakit, pusat-pusat kesehatan, atau panti jompo berada pada peningkatan risiko untuk terinfeksi penyakit paru-paru seperti TBC, influenza, dan sindrom pernafasan akut parah (SARS).
Petugas kesehatan harus menjaga status kesehatannya dengan imunisasi, vaksin flu misalnya, atau imunisasi lain yang direkomendasikan untuk petugas kesehatan. Usaha-usaha pencehgahan lain juga perlu dilakukan untuk mencegah penularan dari pasien ke petugas kesehatan.
Petugas kesehatan juga bisa menderita asma jika lateks digunakan dalam sarung tangan atau perlengkapan lainnya. Sarung tangan sintetis bebas lateks merupakan alternatif pencegahan.
4. Penata rambut
Bahan pewarna rambut tertentu dapat menyebabkan asma akibat kerja. Beberapa produk pelurus rambut mengandung formalin, salahsatu zat karsinogen yang dikenal luas. Formalin juga merupakan irritant yang kuat bagi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Ventilasi yang baik adalah penting. Mengetahui produk apa yang ada di tempat kerja merupakan solusi terbaik. Jika produk tersebut tidak aman, carilah produk yang lebih aman.
5. Pekerja pabrik
Para pekerja pabrik berisiko untuk menderita asma atau membuat asma yang ada bertambah parah. Asma yang diperparah oleh pekerjaan mempengaruhi sebanyak 25% dari penderita asma dewasa.
Pekerja pabrik dapat terpapar banyak zat-zat berbahaya, mulai dari logam yang terhirup dalam peleburan silika atau bahkan pasir halus, yang dapat menyebabkan silikosis, penyakit yang menyebabkan jaringan parut di paru-paru, atau peningkatan risiko kanker paru-paru.
Sebuah gangguan paru-paru yang disebut sebagai "popcorn paru-paru," atau bronkiolitis obliterans, telah terlihat pada pekerja pabrik yang terpapar beberapa bahan kimia penyedap yang digunakan untuk membuat popcorn microwave. Sekali lagi, pemakaian respirator dan ventilasi yang baik adalah kunci bagi pekerja. (Tidak ada resiko "popcorn paru-paru" yang terlihat pada orang yang makan popcorn tersebut).
6. Pekerja konstruksi
Pekerja yang menghancurkan bangunan tua atau bangunan yang akan direnovasi dapat terpapar asbes yang sering digunakan sebagai isolasi di sekitar pipa atau lantai keramik.
Bahkan eksposur minimal sekalipun terhadap asbes dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satunya adalah mesothelioma, suatu bentuk kanker.
Paparan juga tampaknya meningkatkan risiko kanker paru-paru dan dapat menyebabkan asbestosis, atau jaringan parut di paru-paru. Tugas dalam proses konstruksi harus diserahkan kepada pekerja yang terlatih dan berlisensi. Si pekerja harus benar-benar tahu di mana titik yang ada asbes dan dapat mengikuti semua aturan serta tidak mengambil risiko.
7. Bertani
Bekerja dengan tanaman dan hewan dapat menyebabkan beberapa gangguan pernafasan. Pneumonitis hipersensitif adalah masalah yang jarang namun serius yang disebabkan oleh paparan berulang terhadap gandum atau jerami yang terkontaminasi jamur. Akibatnya, kantung udara paru-paru menjadi meradang dan bisa menjadi jaringan parut.
Gandum di kaleng yang terbuat dari logam bisa berjamur. Menghirup debu dari biji-bijian ini dapat menyebabkan demam, menggigil, dan sakit seperti flu yang disebut "sindrom debu organik beracun". Beberapa penelitian melaporkan petani juga lebih sering terserang batuk dan sesak dada.
Selain itu, pekerja di peternakan juga kadang-kadang mendapatkan sindrom seperti asma sebagai akibat paparan terhadap debu dan amonia. Solusinya, jauhkan gabah dari terkena basah, pastikan mendapatkan ventilasi yang memadai, dan pakailah respirator.
8. Pekerja Pengecatan auto body
Orang yang bekerja di bengkel auto body sering terkena bahan kimia yang dikenal sebagai isosianat. Zat ini merupakan penyebab signifikan asma akibat kerja.
Menggunakan respirator berkualitas dapat mengurangi risiko. Juga akan membantu bila ruangan penyemprotan memiliki sistem pembuangan berventilasi. Lebih baik lagi, menggantikan bahan berbahaya dengan yang lebih aman.
9. Petugas Pemadam Kebakaran
Para petugas pemadam kebakaran biasanya tidak hanya berhadapan dengan api, tetapi juga terhadap bahan lainnya, termasuk plastik dan bahan kimia terbakar. Petugas pemadam kebakaran secara signifikan dapat mengurangi risiko untuk terkena penyakit paru-paru dan masalah lain dengan menggunakan "alat bantu pernapasan mandiri". Perangkat ini juga harus digunakan selama periode pembersihan sisa kebakaran.
Karena masih banyak bahan kimia yang beterbangan di udara pasca kebakaran, maka ventilasi juga berperan sangat penting.
10. Pekerja Pertambangan batubara
Penambang bawah tanah beresiko untuk terserang berbagai macam penyakit, mulai dari bronkitis hingga pneumokoniosis, atau "paru-paru hitam." Pneumokoniosis adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh menghirup debu batu bara yang kemudian mengendap dalam paru-paru, lalu mengeras dan membuat sangat sulit bernapas.
lebih lanjut, pneumokoniosis ini dapat menyebabkan fibrosis masif progresif dan bisa membunuh. Sekali lagi, alat pelindung (respirator) dapat membatasi jumlah debu yang terhirup ketika bekerja.
Mencegah selalu lebih baik dari mengobati, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar