Rabu, 09 Oktober 2013

Di Balik Makan Menggunakan Tangan Langsung

Siapa di antara kalian yang suka makan di Warung Tegal (warteg), atau di Rumah Makan Padang? Biasanya kita akan dihadapkan dengan dua pilihan cara untuk menikmati sajian masakan di tempat makan tersebut. Yak, ingin makan dengan sendok, atau tangan?
Beberapa di antara kita mungkin merasa bahwa makan dengan sendok merupakan pilihan yang paling tepat sebab kita tidak perlu repot-repot mencuci tangan setelah makan untuk membersihkan sisa-sisa makanan. Atau justru kita merasa kalau makan dengan tangan akan memberikan sensasi yang berbeda karena memegang makanan menjadi lebih mudah. Tapi sebenarnya cara mana yang paling baik? Penasaran?

Nabi Muhammad saw sejak dahulu telah mengajarkan kita untuk makan dengan menggunakan tangan (dengan tiga jari).
“ Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dengan menggunakan tiga jari.” (HR. Muslim, HR. Daud).
Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa makan menggunakan tangan adalah kebiasaan yang jorok dan kampungan. Namun apakah benar demikian? Faktanya, makan dengan menggunakan tangan ternyata bisa lebih sehat daripada makan dengan sendok. Mengapa bisa demikian? Hal ini dikarenakan pada tangan kita terdapat sebuah enzim, yakni enzim RNase yang dapat menurunkan aktivitas bakteri-bakteri patogen yang ada pada tangan kita ketika kita makan. Enzim RNase adalah enzim yang dapat mendepolarisasi RNA (asam nukleat). Sehingga ketika kita menyuap makanan dengan tangan, bakteri yang terdapat pada makanan dapat terikat oleh enzim Rnase yang dihasilkan di tangan kita. Tapi tentunya dengan catatan, tangan kita sudah dicuci terlebih dahulu dengan sabun hingga bersih dan higienis.
Enzim RNase terutama dihasilkan oleh tiga jari tangan kita (ibu jari, telunjuk, dan jari tengah). Dengan makan menggunakan tiga jari tersebut – seperti yang diajarkan oleh Rasulullah – bakteri yang terdapat pada makanan yang masuk ke dalam sistem pencernaan akan diikat oleh enzim tersebut. RNA, terutama mRNA merupakan materi genetik yang mengkode suatu protein. Enzim RNase mendepolarisasi RNA mikroorganisme sehingga mikroorganisme dapat terhambat aktivitasnya. Sehingga bukan saja bakteri, tetapi juga virus, terutama virus RNA di mana RNA merupakan pertahanan pertamanya, dapat dihalau untuk berbuat hal-hal yang bisa merugikan tubuh kita.
Bagaimana dengan sendok? Setelah banyak beraktivitas menggunakan tangan, mungkin kita berpikir bahwa sendok merupakan pilihan yang baik untuk menyuap makanan. Akan tetapi, sendok yang digunakan harus benar-benar dalam keadaan higienis. Perlu diingat bahwa udara dengan kondisi kelembaban tertentu dapat menjadi kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri dan uap air dapat menjadi medium perpindahan bakteri dari udara ke suatu benda (sendok misalnya). Bakteri-bakteri tersebut bisa datang dari mana saja, bahkan bisa jadi dari tubuh orang-orang yang ada di ruangan tersebut sebelum kita. Dan tidak menutup kemungkinan sendok yang kita gunakan untuk makan sudah “ditempati” oleh bakteri-bakteri yang ada di ruangan tersebut. Apalagi jika sendok tersebut tidak dicuci dengan bersih, seperti yang biasa tersajikan di rumah-rumah makan, bukannya higienis bisa jadi malah “memupuk” bakteri yang tinggal di sendok itu. Dan pada sendok tentunya tidak terdpat enzim Rnase seperti pada tangan.
Nah, ternyata Allah telah memberikan alat makan yang paling sempurna bukan, yakni tangan kita sendiri. Dan Rasulullah telah menjadi contoh serta teladan bagi kita umat muslim untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh kita. Menggunakan sendok untuk makan sah-sah saja asalkan diperhatikan juga kebersihannya. Sekarang keputusan berada di tangan anda, memilih makan dengan sendok atau dengan tangan. Selamat makaaan!
Referensi:
http://www.medicalera.com/info_answer.php?thread=11328
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/03/10/apa-benar-makan-dengan-tangan-lebih-sehat/
http://www.beritasatu.com/kesehatan/39914-kebanyakan-infeksi-bakteri-terjadi-di-dalam-ruangan.html
http://qobongsalafi.mywapblog.com/mukjizat-hadistmakan-dengan-tangan-kanan.xhtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar