Jumat, 15 Februari 2013

Menumbuhkan hal - hal Baru dalam Keterampilan



Pengertian Keterampilan Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga tidak sapat dikatakan terampil. Sedangkan ruang lingkup keterampilan sendiri cukup luas, meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan sebagai. Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.



Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat karakter seseorang, khususnya pada hal-hal yang menjadi kebiasaan, alami dan dilakukan dengan baik. Setiap dari kita, memiliki susunan karakter tertentu yang menjadikan kita, apa adanya. Kami menggunakan kata Tema Karakter untuk menggambarkan unsur-unsur yang membentuk susunan karakter. Mengetahui Tema Karakter Seseorang adalah permulaan. Tema Karakter adalah inti, seperti pusat bola salju yang mengumpulkan lebih banyak salju ketika menggelinding menuruni bukit. Ia mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dalam prosesnya. Tema Karakter membentuk pengetahuan dan pengalaman dalam satu wilayah yang berhubungan. Bila seseorang dengan kreativitas sebagai tema karakter yang dominan, akan memiliki kemampuan lebih untuk mengatasi situasi yang membutuhkan adaptasi dan perubahan dibandingkan dengan yang memiliki tema karakter dengan kreativitas yang lebih rendah. Pengalaman Hidup dapat mengembangkan dan memperkuat tema karakter, tetapi dapat juga menguranginya. Pendidikan dan latihan juga memberikan bentuk dan ukuran bola salju, pentingnya mengetahui tema karakter kita tidak dapat diremehkan sebaliknya semakin cepat kita mengetahuinya akan lebih baik. Wirausahawan memiliki enam tema karakter utama yang membentuk akronim:

F (Focus) untuk fokus,
A (Advantage) untuk keuntungan,
C (Creativity) untuk kreativitas,
E (Ego) untuk ego,
T (Team) untuk tim,
S (Social) untuk sosial.

Memulai usaha

Ada empat subkategori menjadi wirausahawan:
Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau metodologi
Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.
Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien.
Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan komisi.

Kemampuan yang Diperlukan

Keterampilan yang dibutuhkan oleh para pengusaha dapat dikelompokkan menjadi tiga area utama: keterampilan teknis seperti menulis, mendengarkan, presentasi lisan, pengorganisasian, pembinaan, bekerja dalam tim, dan teknis tahu-bagaimana(know-how), keterampilan manajemen usaha termasuk hal-hal dalam memulai , mengembangkan, dan mengelola perusahaan. Keterampilan dalam membuat keputusan, pemasaran, manajemen, pembiayaan, akuntansi, produksi, kontrol, dan negosiasi juga sangat penting dalam membangun dan mengembangkan usaha baru. Keterampilan terakhir melibatkan keterampilan kewirausahaan. Beberapa keterampilan ini, membedakan pengusaha dari manajer termasuk disiplin, pengambil risiko, inovatif, teguh, kepemimpinan visioner, dan yang berorientasi perubahan.
Kesalahan umum dan solusi

Berikut adalah sepuluh kesalahan umum yang sering dilakukan oleh wirausahawan, saat awal menjalankan bisnisnya:
Kesalahan dalam Mengelola Kurangnya Pengalaman
Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman jika mereka ingin mengembangkan usahanya. Kontrol Keuangan Kurang Bisnis yang sukses membutuhkan kontrol keuangan yang tepat. Upaya Pemasaran yang Lemah,

Membangun konsumen untuk bertambah secara berkesinambungan membutuhkan usaha, pemasaran secara terus-menerus dan kreatif. Slogan, pelanggan secara otomatis akan datang, hampir tidak pernah terjadi. Kegagalan untuk Mengembangkan Rencana Strategis. Gagal dalam merencanakan, berarti gagal untuk bertahan. Pertumbuhan Tidak Terkendali

Pertumbuhan adalah hal yang alami, sehat dan diinginkan oleh setiap perusahaan. Namun, harus direncanakan dan dikendalikan. Pakar manajemen Peter Drucker berkata perusahaan-perusahaan baru lebih baik untuk memperkirakan pertumbuhan modal hanya setiap peningkatan penjualan 40 hingga 50 persen.

Lokasi Kurang Strategis

Memilih lokasi yang tepat adalah sebagian seni dan sebagian ilmu. Seringkali, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian yang benar, investigasi, dan perencanaan. Kontrol Persediaan yang Barang Buruk Pengendalian persediaan barang adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang sering terabaikan.

Harga Tidak Tepat

Menetapkan harga yang tepat sehingga menghasilkan keuntungan yang diperkirakan menuntut pemilik bisnis mengerti berapa biaya untuk membuat, memaasarkan dan mendistribusikan barang dan jasa.

Ketidakmampuan dalam Membuat Transisi Entreprenurial

Setelah memulai,akan terjadi pertumbuhan, biasanya membutuhkan gaya manajemen yang sangat berbeda. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenangnya dan tidak menangani - kegiatan operasional sehari-hari - sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya.

Berikut adalah solusi untuk mengatasinya :

Mengenal bisnis secara mendalam.
Mengembangkan rencana bisnis yang matang.
Mengelola keuangan.
Memahami laporan keuangan.
Belajar mengelola manusia secara efektif.
Jaga kondisi Anda.

Penghargaan

Untuk memacu dan mengukur kualitas usahawan kita dapat mengikuti kompetisi wirausaha. Berikut bebebapa contoh kompetisi wirausaha di Indonesia.[]MZ_matasiswa.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar