Sabtu, 21 Februari 2015

Trotoar Dipenuhi Pengrajin Batu Akik, Parkir Liar Marak


TANAH ABANG - Penyebab utama maraknya ratusan motor terparkir secara liar di bibir Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, atau tepat di bawah fly over Jatibaru, lantaran maraknya pengrajin batu akik yang sekaligus berdagang di trotoar, Jumat (16/1/2015).
Banyak warga sambangi ke lokasi itu baik sekedar melihat dan membeli batu akik yang kini masih menjadi trending topik. "Ya pedagangnya di sini, ya belinya di sini aja," ucap Kasyim (30), warga Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.



maraknya pengrajin batu akik yang bertengger berjualan di trotoar, membaut warga terpancing sehingga memarkirkan kendaraannya di bibir Jalan Jatibaru arah Kebon Jati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Ratusan motor berderet rapih terparkir secara liar ini merupakan milik warga dari berbagai kalangan, hanya sekedar untuk melihat dan membeli batu akik di lokasi itu. Hal ini juga membuat para pejalan kaki pengunjung Pasar Tanah Abang tertarik juga untuk melihatnya.
Terlihat, para pedagang batu akik ini sibuk menggosok sebuah batu dengan menggunakan amplas. Bahkan, beberapa pengrajin juga tengah sibuk membuat cincin batu akik, dengan menggunakan mesin gerinda.
Lokasi mereka berdagang tak jauh dari Pasar Tasik Jakarta. Mereka menggelar batu cincin baik berukuran besar ataupun kecil.
Mereka pun menggelar cincin yang mereka dagangkan dengan menggunakan papan atau alas tikar. "Ayo bang lihat-lihat dulu bang. Murah-murah bang. Asli tembus cahaya batunya," teriak pedagang promosikan dagangannya.
Batu akik yang hingga saat ini menjadi trend, tak ayal para warga pun menyambangi para pedagang itu. Namun, dibalik semua itu mereka melupakan kedisiplinan yang sudah diatur oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yakni tidak boleh memarkir di sembarang tempat.

Walaupun saat itu jalan tidak terpantau macet, namun, pejalan kaki yang awalnya berjalan di trotoar, kini lebih memilih lewat di bibir jalan. "Penuh warga. Mau melintas di situ (trotoar) juga males. Tapi ya biarlah. Biar petugas Dishub atau Satpol PP lihat," kata Budi (30), selaku warga Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Menurut Budi, maraknya parkir lantaran adanya pengrajin batu akik di lokasi itu. "Berhubung batu akik menjadi trend, ya bisalah pemerintah berpikir. Walaupun batu akik menjadi trend, gak semestinya juga lupa peraturan," kata pria yang ingin menuju Stasiun Kereta Api (KA) Tanah Abang.

Kurnia (44), warga di Jalan Tanah Abang I mengatakan, petugas Dishub DKI harus bersatupadu membenahi Tanah Abang.

Pasalnya, Kawasan Tanah Abang merupakan wilayah crowded (ramai) akan warga. "Tanah Abang itu perlu ditata lebih baik lagi. Biar bersihan lah ya," kata Kurnia.

Pedagang cincin batu akik, Hikmat (39) mengakui trendnya batu akik di kalangan warga, membuat dirinya beranggapan tak ada salahnya berdagang di lokasi manapun.
"Ini kan jadi trend masa kini bang. Anak muda aja pada make cincin batu akik. Ya kalau kita disalahin karena penyebab ada parkir ya gak masuk akal. Usir aja parkiran liarnya, ya kita jangan. Di sini pedagang pada nyari sumpelan perut bos," kata Hikmat.

Dirinya yang mengaku baru berdagang di trotoar selama 6 bulan, juga beranggapan pedagang batu akik dapat menghibur mata para pengunjung Pasar Tanah Abang.

"Ya seenggaknya para pengunjung pasar bisa ke sini dulu kan. Cuci mata, atau beli batu akik. Rame setiap hari warga di sini beli batu akik. Jadi apa salahnya kan kita dagang di sini," ujar Hikmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar