Sabtu, 21 Februari 2015

MIRIS, BUKU PELAJARAN KURIKULUM 2013 AJARKAN GAYA PACARAN



(Jakarta) Salah satu buku pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan kelas XI SMA Kurikulum 2013 yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinilai orangtua siswa mengajarkan tata cara dan gaya berpacaran. Para orangtua menuntut Kemendikbud segera menarik buku itu.


Tema di Bab X yang berjudul "Memahami Dampak Seks Bebas" di halaman 128-129 dalam buku itu berisi gaya pacaran sehat terdiri dari beberapa macam unsur, yaitu sehat fisik, sehat emosional, sehat sosial, dan sehat seksual.

Gambar yang digunakan dalam buku itu, tepatnya di halaman 129 berupa karikatur lelaki dan perempuan menggunakan peci dan kerudung. Gambar itu dinilai tidak memiliki hubungan dengan gaya pacaran sehat.

Kegelisahan orangtua beralasan karena berpacaran dinilai tidak sesuai norma di masyarakat dan mata pelajaran yang diajarkan. Pengajaran materi tersebut juga dianggap jauh dari penanaman karakter siswa.

"Sejak kapan pacaran bikin sehat dan diajarkan di mata pelajaran kesehatan? Baru tahu saya ada cabang olahraga pacaran. Sistem pendidikan bagaimana mau berkarakter, memang berpacaran bisa menaikkan karakter?, aneh," keluh salah satu orangtua siswa, Ummu Muhammad Al Gazi, Kamis (9/10/2014).

Ia menilai materi tersebut merupakan bukti merosotnya pendidikan Indonesia. Untuk itu, Ummu mendesak buku tersebut ditarik. Selain itu, guru juga seharusnya tidak perlu mengajarkan konsep berpacaran.

"Saya miris sekali, masa guru harus memberikan penjelasan, bahwa pacaran itu diperbolehkan, bahkan dijelaskan cara dan aspeknya. Sedangkan dalam agama Islam jelas pacaran itu dilarang," tutur Ummu.

Rasa heran juga disampaikan, Nur Isnaeni, siswa SMK negeri Jakarta Selatan. Siswi kelas XI ini pun sempat menanyakan kepada guru, namun belum mendapatkan jawaban memuaskan.

"Bapak guru hanya berkata, materi belum sampai situ, jadi tidak dijelaskan," katanya.

Siswi berkerudung itu menuturkan, mata pelajaran olahraga lebih banyak teori ketimbang praktik di lapangan. Dia menambahkan, banyaknya teori menjadikan pembelajaran tidak efektif, karena banyak hal tidak relevan.

"Ya mungkin karena kebanyakan teori bingung apa lagi yang harus sehat, jadinya deh materi seperti itu masuk. Tidak sesuai banget, saya saja tidak setuju," tegasnya.

Hal senada disampaikan Andia Ayu Irawan, guru SMA negeri di Jakarta Timur. Dia menyatakan, materi itu tidak sesuai dengan adat ketimuran.

"Buku ini tidak menjunjung adat ketimuran kita, bagaimana memangnya dalam mencerdaskan anak bangsa diajarkan pacaran bagaimana caranya yang baik. Lebih baik ditarik saja," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar