Dunia Arab digemparkan dengan munculnya virus baru bernama Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus atau Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).
Apa sebenarnya virus ini?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sampai sekarang belum bisa memastikan apa jenis virus ini.
WHO masih menyelidiki virus yang telah menewaskan ratusan orang di Arab Saudi.
Tetapi, bisa dipastikan bahwa virus ini serupa dengan virus yang menyebabkan Sindrom Pernapasan Akut (SARS) yang muncul di Tiongkok pada 2002-2003 lalu, yang menewaskan 800 orang atau sekitar sepersepuluh dari kasus infeksi.
Peneliti di London juga belum mengetahui secara pasti bagaimana virus MERS-CoV ini ditularkan ke manusia.
Namun, virus ini sudah ditemukan pada kelelawar dan unta. Para pakar mengatakan, unta kemungkinan besar menjadi binatang pembawa, yang kemudian menularkannya pada manusia.
Hal ini diperkuat fakta bahwa pada November 2013, Kerajaan Arab Saudi menyatakan unta telah diuji dan positif terpapar MERS-CoV. Ini merupakan kasus pertama kali hewan dijangkiti virus korona.
Unta yang diperiksa itu milik seseorang yang menghidap MERS-CoV.
"Kementerian Kesehatan telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk memastikan virus serta membandingkan struktur genetik dengan penyakit yang diderita manusia,” demikian Kerajaan Arab Saudi.
Penelitian juga menemukan, virus MERS-CoV secara genetik ada pada kelawar dari Afrika Selatan. Namun, tidak ada bukti sah bahwa MERS-CoV berasal dari kelawar.
Sampai saat ini, sembilan negara dilaporkan telah terpapar virus MERS-CoV dan menjangkit ke manusia.
Negara tersebut adalah Prancis, Jerman, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Uni Emirat Arab (UAE), dan Inggris.
Gejala
Seseorang yang telah terjangkit virus MERS-CoV memiliki gejala pernafasan yang serius disertai demam, batuk. Pasien merasak sulit bernafas.
Kebanyakan pasien mengalami radang paru-paru. Bagi pasien yang sistem kekebalan tubuh rendah, penyakit akan membuat kondisi fisik memburuk. [berbagai sumber/L-8]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar