1. Memahami Hakikat Esai dan Teknik Penulisannya
2. Menulis yang unik dan menarik
3. Prinsip penulisan jurnalistik
4. Pertimbangan kebahasaam
Hakikat Esai
Esai adalah karangan berbentuk prosa yang membahas suatu masalah secara sekilas dan bersifat subjektif. Karena itu, karangan esai relatif pendek hanya beberapa halaman saja (3-10 halaman mungkin lebih sedikit) tidak seperti menulis buku.
Adapun esai bersifat subjektif artinya harus berdasarkan opini dari sudut pandang penulisnya, bukan menjiplak ide-ide orang lain. Meskipun demikian tidak berarti haram menuliskan hal-hal ilmiah. Justru dalam menuliskan proposisi atau pernyataan-pernyataan subjektifnya perlu didukung oleh argumen-argumen yang akurat. Fakta dan data yang disajikan harus akurat. Kalau perlu seluruh referensi kutipannya ditulis. Inilah yang akan meningkatkan bobot esai. Tanpa dukungan fakta dan data yang akurat maka esai itu hanyalah common sense saja.
Catatan penting lainnya, esai bersifat menggurui dan argumentatif. Maksudnya penulis harus dalam posisi ‘merasa’ paling tahu kemudian menyampaikan opini-opininya tentang topik tersebut. Opini-opini tersebut kemudian disertai argumen-argumen dan evidensi yaitu data dan fakta yang akurat dan relevan.
Format Penulisan Esai
Secara umum format penulisan esai sebagai berikut :
a. Pengantar/Pendahuluan
Sebelum masuk ke dalam pemaparan esai perlu diawali dengan pepatah, cerita lucu, syair lagu, kutipan ayat, pendapat tokoh-tokoh penting, dan sejenisnya. Tujuannya agar pembaca tertarik dan terkesan. Namun demikian, hal-hal yang dituliskan harus relevan dengan topik yang dibahas.
b. Isi
Pada bagian ini penulis perlu menyampaikan proposisi-proposisinya tentang topik yang dibahas. Bentuknya dapat berupa opini-opini namun harus argumentatif. Data dan fakta harus disampaikan untuk memperkuat opininya. Penulis dapat menceritakan pengalamannya yang unik dan relevan, menyampaikan anekdot, mengutip pendapat para pakar, memberikan contoh, memabandingkan sesuatu, atau juga mempertentangkan sesuatu.
Dalam hal ini penulis dapat dengan leluasa menampilkan gaya penulisannya. Bila dia humoris, maka tulisannya kaya akan humor maupun anekdot. Bila dia satiris, akan menuliskan ungkapan-ungkapan tajam, getir, menohok, bahkan sarkastis.
c. Penutup
Secara umum esai ditutup dengan simpulan dan saran atau paling tidak menegaskan kembali apa yang telah disampaikannya. Namun demikian tidak sedikit esai yang ditutup dengan meninggalkan tanda tanya besar berupa ungkapan problematis yang perlu mendapat perhatian banyak pihak.
Menulis yang Unik dan Menarik
Suatu saat di Hotel Garden Pallace Surabaya, George Junus Aditjondro (penulis beberapa buku terkenal yang mengguncang pemerintah mulai jaman Megawati hingga SBY) menyampaikan ceramahnya. Yang paling saya ingat adalah cara menulis dengan ‘otak kiri’ (dalam hal ini istilah ‘otak kiri’ tidak ada kaitanya dengan “Quantum Learning”-nya Bobby de Potter).
Yang saya pahami, andaikan semua orang berpikiran menuju ke arah barat, maka kita jangan ikut ke arah barat. Mengapa? Mungkin kita hanya jadi epigon, pengikut, bahkan pengekor. Justru kita harus ke timur, yaitu melawan arus atau kalau perlu mendekonstruksi semua pemikiran yang berbeda. Benar dan salah tidak penting, yang penting argumennya akurat dan ‘ngeyel’ .
Karena itu yang paling utama adalah membuat tulisan yang berbeda alias unik dan menarik. Karena itu menjadi berbeda akan tampak jelas dilihat orang banyak. Apalagi bisa mengemasnya menjadi sensasi maka akan cepat ‘ngetop’.
Prinsip Penulisan Jurnalistik
Kita perlu menerapkan prinsip penulisan jurnalistik ‘piramida terbalik’ dalam esai kita. Artinya, ide pokok esai perlu disampaikan bagian awal (lead). Penyampaiannya sedemikian rupa sehingga sangat menarik, menimbulkan tanpa tanya, marah, gerah, ‘gregetan’, dan sejenisnya sehingga pembaca akan penasaran untuk membaca ide-ide berikutnya.
Justru menurut saya, di bagian inilah yang penting dan paling sulit dalam membuat esai juara. Perlu perenungan dan pertimbangan-pertimbangan matang, bila perlu kontemplasi dalam menemukan ide dan merumuskannya.
Pertimbangan Kebahasaan
Karena menulis esai adalah menuliskan ide-ide melalui bahasa, maka sistem penulisannya juga menjadi pertimbangan penting dalam penilaiannya. Karena itu perlu diperhatikan penulisan ejaan, kata, kalimat, dan istilah-istilah, bahkan komposisinya. Karena itu dalam proses ‘editing’ perlu berhati-hati. Jangan sampai ada kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar