Pidato sebagai medium penyampaian efektif
Pidato merupakan medium yang sangat efektif dalam menyampaikan suatu pemikiran. Dikatakan efektif karena orator tersebut berhubungan langsung dengan massa. Keefektifan pidato terlihat ketika isi pidato orator tersebut dapat dipahami dan diterima public dengan baik. Agar pidato dapat efektif, seorang orator perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin. Setidaknya ia memiliki waktu yang cukup untuk mengumpulkan bahan-bahan yang akan dibicarakannya.
Persiapan Awal Orator yang cermat akan memanfaatkan sebagian organ tubuhnya untuk mengekspresikan isi pidato dengan irama yang pas. Bagi mereka yang baru belajar berpidato, mereka mungkina agak canggung dan tekesan demam panggng. Sebenarnya, penyakit demam panggung tersebut dapat dihilangkan melalui latihan yang rutin. Adapun latihan tersebut berupa :
a. Melatih suara
Suara adalah salah satu bagian terpenting dalam berpidato karena massa akan mendengarkan suara pidato yang dikeluarkan dari mulut orator. Suara yang baik akan menciptakan suasana menjadi hidup. Dengan melatih suara secara teratur, akan didapatkan hasil suara yang berkualitas dan bercirikhas.
b. Melatih wajah
Melatih wajah dan tubuh sangat penting untuk menyesuaikan suara dan gerakan tubuh. Orator yang bersemangat akan menggunakan mimic wajah yang bersemangat pula. Ketika bernada pelan, ia akan menggerakkan bibirnya agak sedang. Pada saat mengacungan telunjukya, ia akan melantangkan suaranya. Gerakan wajah dan tubuh yang bervariasi itu dapat menambah daya tarik audiens.
c. Melatih tubuh
Tidak semua organ tubuh digerakan pada saat berpidato. Hanya sebagian organ saja yang relative aktif bergerak saat tampil diatas podium diantaranya kepala, leher, tangan, dan badan, sedangkan kaki hanya digerakan sesekali saja. Ada beberapa macam gerakan tubuk yang kurang disukai oleh audiens, seperti menggaruk, mengernitkan hidung, mengeluarkan idah, merapikan rambut, dan melototkan mata. Sebaiknya gerakan-gerakan tersebut tidak dilakukan dan biasakan rutin untuk menggerakan tubuh agar selalu seirama dengan mimic dan suara.
d. Menggunakan peralatan pidato
Hal terkecil yang sering dilupakan orator tentang cara penggunaan peralatan pidato. Dan peralatan tersebut antara lain :
1. Mikrofon
Sebenarnya baik mikrofon berkabel maupun tidak berkabel sama dalam hal penggunaannya. Yang paling penting disini ialah jarak yang paling baik mikrofon dengan mulut adalah satu jengkal tangan, terlalu dekat seolah-olah member kesan yang kurang menarik dalam berpidato.
2. Pengeras suara
Sebelum pidato dimulai alangkah baiknya pengeras suara diuji terlebih dahulu. Usaha ini sangatlah baik untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ketika acara pidato dimulai.
3. Echo
Agar suara orator terdengar baik aturlah echo yang terdapat pada speajer, usahakan pengaturan jangan terlalu tinggi dan pengujian echo sebaiknya dilakukan sebelum acara pidato dimulai.
Membangun Mentalitsa Yang Kuat Tidak semua orator memiliki mental yang kuat. Terkadang orang berani bicara ketika hatinya sedang serah maupun bahagia, tetapi ketika hadi pada suasana yang lain ia menolak tawaran untuk tampil dengan alasasan gerogi. Sikap seperti demikian itu tidak berlaku bagi orator yang baik karena seorang orator yang teruji mentalnya selalu siap berpidato kapanpun ia dibutuhkan. Berikut ini adalah cara-cara menumbuhkan mental yang kuat :
a. Menggunakan setiap kesempatan
Bahwa kesempatan itu tidak akan datang dua kali. Oleh karena itu, kita tidak petlu menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Jika kita sampai meniggalkan kesempatan itu berarti diri kita gagal menjadi orang yang pintar dan gagal melatih mental dalam diri kita sendiri.
b. Rajin bertanya
Cara ini dikenal sangat efektif. Bahwa kesempatan seperti ini sering dijumpai diberbagai tempat dan kegiatan, seperti pada saat sekolah, kuliah, seminar, daln lain sebagainya. Bahwa dengan bertanya, berarti ilmu kita semakan bertambah dan yang terpenting adalah jangan malu bertanya. Dengan bertanya inilah kita sudah mampu memberanikan diri kita untuk berbicara di depan orang lain dengan ungkapan yang kritis.
c. Membaca buku-buku psikologi
Banyak sekai orang yang jiwanya termotivasi setelah membaca buku-buku psikologi.Dari buku-buku seperti ini, kita dapatpelajaran yang sebelumnya tidak pernah diketahui.
d. Membuat kelompok latihan
Usaha ini adalh kelanjutan dari poin pertama, cara ini dilakukan dengan mengajak teman-teman yang berminat masuk kedalam kelompok. Dengan membentuk kelompok latihan ini kita bisa saling emberi kesempatan dan mengevaluasi penampilan-penampilan yang telah dilakukan. Dengan demikian kita tidak perlu malu laki berbicara di depan orang.[]Matasiswa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar