Seperti yang telah kita ketahui, pacaran telah merebak di kalangan
remaja. Mungkin karena dianggap sulit, banyak remaja yang lantas percaya
bahwa pacaran merupakan satu-satunya cara untuk mengenal pasangan,
mendekatkan jarak, menghilangkan keraguan dan menyingkap kepribadian.
Pacaran bukan lagi dianggap bumbu menjelang pernikahan, tapi sudah
seperti “rukun” per-nikahan. Ga’ sah nikah tanpa pacaran, tanpanya
bagaimana mungkin menikah ?
Tapi apakah benar tujuan pacaran untuk menikah? Belum tentu. Apalagi kalo masih ABG (Anak Baru Gede), pacaran cuma buat have fun doank, ikut-ikutan temen, biar keren, biar gaul, biar bisa pamer dll. Sama sekali ga’ ada niat untuk menikah. Lain kalo pacarannya ketika sudah dewasa, baru ditujukan untuk menikah, itu pun belum tentu, kalo ga’ cocok ya bubar. Meskipun ga’ cocoknya setelah pacaran sembilan tahun? Hehe… apa ga’ rugi, tuh? Pacaran lama-lama hanya untuk bubar?
Lantas, apakah pacaran bisa menjamin kamu akan me-ngetahui semua tentang pacarmu? Hmm… coba kamu jawab dengan jujur. Ketika pacaran, apakah kamu lebih sibuk menyembunyi kan kejelekan dirimu dan berusaha keras menampilkan kebaikan dirimu? Jika,ya, berarti kamu memang benar-benar hanya ingin pacarmu tau yang terbaik darimu, begitu pun sebaliknya.
Nah, kalo udah begini, banyak pasangan ketika menikah mengeluhkan pasangannya ga’ sebaik waktu pacaran dulu. Wah… ternyata pacaran lama-lama ga’ menjamin kamu akan mengetahui semua tentang pacar-mu, ya? Karena jelas, semua kejelekan itu di sembunyikan oleh masing-masing pihak. Hanya kebaikannya saja yang di tonjolkan.
Di mata Allah, pacaran adalah salah satu perbuatan yang mendekati zina. Semua bentuk zina bisa ditemukan di dalamnya. Zina hati, zina mata, zina tangan, zina kaki, zina mulut, dan zina yang terbesar zina farji (kelamin).
Naudzubillahimindzalik.
Kalo kamu tetap berdalih bahwa kamu bisa kok menjaga diri dari zina. Wow…nehi, nehi… ga’ mungkin! Kamu mungkin bisa menghindar dari zina farji, tapi kamu sulit menghindar dari zina hati (mana bisa pacaran tanpa memikirkan si dia), zina mata (kecuali pacaran jarak jauh, kale), zina tangan (hmm… bisa ga’ ya, ga bersentuh-an saat berduaan), zina kaki (pacaran di rumah terus? Asyik kalee), zina mulut (mana bisa sehari ga’ menyebut si dia dengan sebutan “sayang” atau ” honey” ?).
Kalau ga pacaran, lantas bagaimana mengenal calon pasangan?
Islam punya solusi atas masalah tersebut. yaitu dengan melakukan ta’aruf (kenalan). Tujuan ta’aruf jelas hanya untuk menikah karena Allah. Biasanya diawali dengan bertukar biodata melalui mak comblang (MC). MC bisa guru ngaji, orang tua atau orang yang bisa dipercaya.
Waktu ta’aruf pun relatif singkat, hanya hitungan bulan saja. Tentu selama menjalani proses ta’aruf jangan pernah putus sholat istikharah, mohon petunjuk Allah, apakah si dia jodoh kamu atau bukan. Jawaban akan diberikan lewat mimpi atau kemantapan hatimu dengannya semakin bertambah.
Jika sudah cocok dan yakin, selanjutnya, lakukan khitbah (lamaran) temui orang tuanya, bicarakan tanggal pernikahan dll. Akad nikah deh, gampang khan…?
Ok, jadi jelas ya, bahwa menikah tanpa pacaran itu mung-kin banget yaitu dengan cara ta’arufan. Udah banyak fakta dan orang yang melakukannya kok. Pilihannya cuma dua; mencari cinta yang diridhai Allah atau Allah murka karenanya. Ingat, tujuan hidup kita didunia ini hanyalah untuk mencari ridho Allah SWT.
Dengan ta’aruf, musli-mah ga’ digantung hubungan ga’ jelas. Dan sekalipun ta’aruf belum berakhir di pelaminan, kehormatan muslimah tetap terjaga insya Allah.{}
Tapi apakah benar tujuan pacaran untuk menikah? Belum tentu. Apalagi kalo masih ABG (Anak Baru Gede), pacaran cuma buat have fun doank, ikut-ikutan temen, biar keren, biar gaul, biar bisa pamer dll. Sama sekali ga’ ada niat untuk menikah. Lain kalo pacarannya ketika sudah dewasa, baru ditujukan untuk menikah, itu pun belum tentu, kalo ga’ cocok ya bubar. Meskipun ga’ cocoknya setelah pacaran sembilan tahun? Hehe… apa ga’ rugi, tuh? Pacaran lama-lama hanya untuk bubar?
Lantas, apakah pacaran bisa menjamin kamu akan me-ngetahui semua tentang pacarmu? Hmm… coba kamu jawab dengan jujur. Ketika pacaran, apakah kamu lebih sibuk menyembunyi kan kejelekan dirimu dan berusaha keras menampilkan kebaikan dirimu? Jika,ya, berarti kamu memang benar-benar hanya ingin pacarmu tau yang terbaik darimu, begitu pun sebaliknya.
Nah, kalo udah begini, banyak pasangan ketika menikah mengeluhkan pasangannya ga’ sebaik waktu pacaran dulu. Wah… ternyata pacaran lama-lama ga’ menjamin kamu akan mengetahui semua tentang pacar-mu, ya? Karena jelas, semua kejelekan itu di sembunyikan oleh masing-masing pihak. Hanya kebaikannya saja yang di tonjolkan.
Di mata Allah, pacaran adalah salah satu perbuatan yang mendekati zina. Semua bentuk zina bisa ditemukan di dalamnya. Zina hati, zina mata, zina tangan, zina kaki, zina mulut, dan zina yang terbesar zina farji (kelamin).
Naudzubillahimindzalik.
Kalo kamu tetap berdalih bahwa kamu bisa kok menjaga diri dari zina. Wow…nehi, nehi… ga’ mungkin! Kamu mungkin bisa menghindar dari zina farji, tapi kamu sulit menghindar dari zina hati (mana bisa pacaran tanpa memikirkan si dia), zina mata (kecuali pacaran jarak jauh, kale), zina tangan (hmm… bisa ga’ ya, ga bersentuh-an saat berduaan), zina kaki (pacaran di rumah terus? Asyik kalee), zina mulut (mana bisa sehari ga’ menyebut si dia dengan sebutan “sayang” atau ” honey” ?).
Kalau ga pacaran, lantas bagaimana mengenal calon pasangan?
Islam punya solusi atas masalah tersebut. yaitu dengan melakukan ta’aruf (kenalan). Tujuan ta’aruf jelas hanya untuk menikah karena Allah. Biasanya diawali dengan bertukar biodata melalui mak comblang (MC). MC bisa guru ngaji, orang tua atau orang yang bisa dipercaya.
Waktu ta’aruf pun relatif singkat, hanya hitungan bulan saja. Tentu selama menjalani proses ta’aruf jangan pernah putus sholat istikharah, mohon petunjuk Allah, apakah si dia jodoh kamu atau bukan. Jawaban akan diberikan lewat mimpi atau kemantapan hatimu dengannya semakin bertambah.
Jika sudah cocok dan yakin, selanjutnya, lakukan khitbah (lamaran) temui orang tuanya, bicarakan tanggal pernikahan dll. Akad nikah deh, gampang khan…?
Ok, jadi jelas ya, bahwa menikah tanpa pacaran itu mung-kin banget yaitu dengan cara ta’arufan. Udah banyak fakta dan orang yang melakukannya kok. Pilihannya cuma dua; mencari cinta yang diridhai Allah atau Allah murka karenanya. Ingat, tujuan hidup kita didunia ini hanyalah untuk mencari ridho Allah SWT.
Dengan ta’aruf, musli-mah ga’ digantung hubungan ga’ jelas. Dan sekalipun ta’aruf belum berakhir di pelaminan, kehormatan muslimah tetap terjaga insya Allah.{}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar