Pengalaman merupakan aset yang berharga. Aset yang tidak hanya dapat dinilai dari uang, namun juga aset yang merupakan kualitas unggul dalam diri yang dapat menjadi modal dalam menghadapi suatu persaingan di era globalisasi. Dan, aset berharga ini tidak berarti sebuah harta benda yang nampak secara kasat mata, namun juga aset yang nilainya melebihi dari sebuah harta. Pengalaman dapat memberikan pembelajaran dari kesalahan yang telah dilakukan. Pengalaman tidak hanya diperoleh dari sesuatu yang telah kita lakukan, tetapi juga pengalaman dapat diperoleh dari orang lain. Oleh karena itu, banyak ilmu yang tersirat dari suatu pengalaman diri sendiri maupun orang lain sehingga menjadi suatu aset yang bernilai tinggi.
Orang yang telah melewati masa lalu pasti mempunyai sebuah pengalaman. Masa lalu itu cenderung melekat didalam memori sebuah pengalaman yang telah terjadi. Pengalaman yang didapat bisa berupa pengalaman yang baik dan bisa pula pengalaman buruk. Pengalaman baik umumnya didapat dari sebuah usaha yang keras dan juga atas izin ALLAH SWT. Sebaliknya, pengalaman buruk belum tentu segala sesuatu yang terjadi buruk. Pasalnya pengalaman buruk tersebut membawa sebuah pesan yang harus dipahami dan direnungkan untuk diperbaiki oleh orang tersebut.
Namun yang utama adalah belajar dari pengalaman yang sudah dilewati. Belajar pengalamman tersebut tidak harus dari pengalaman sendiri tetapi juga dari pengalaman orang lain. Pasalnya pesan nilai kehidupan tidak hanya didapat dari pengalaman diri sendiri tetapi juga pesan dari pengalaman orang lain. Hal ini diharapkan untuk membekali diri tatkala menghadapi situasi atau problem yang mirip dari pengalaman yang telah terjadi. Kadangkala, pengalaman orang lain jauh lebih berharga dari pengalaman sendiri. Oleh karena itu, janganlah pernah kita mengabaikan pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain
Pengalaman merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang telah terjadi. Bisa dipastikan bahwa setiap orang mempunyai suatu pengalaman. Pengalaman selalu terjadi dengan sendirinya. Hal ini sesuai dengan waktu yang berjalan yang telah dilalui oleh seseorang. Waktu terus berjalan sehingga waktu tersebut sama dengan pengalaman yang sedang berjalan. Pengalaman yang terjadi bisa diwaktu lampau ataupun waktu yang baru saja terlewati. Begitu pula peristiwa yang terjadi tidak selalu sama dengan peristiwa yang dialami orang lain. Meski demikian, kita harus mengambil hikmah dari pengalaman yang sudah dilewati.
Namun, pengalaman itu mempunyai pesan tersirat dari yang tersurat. Pasalnya, apabila pengalaman itu baik maka memang sebelum peristiwa itu terjadi merupakan hal yang positif menyertai langkah kehidupan. Sebaliknya, apabila pengalaman itu buruk maka bisa disebabkan oleh ketidaktauan karena keterbatasan ilmu ataupun menyikapi suatu kondisi dengan negatif. Sebagai contoh, saya mempunyai seorang teman yang membeli sebuah mobil bekal yang tergolong mewah. Karena ketidaktahuan terhadap sebuah produk tersebut dia akhirnya membeli dengan harga yang telah ditawarkantanpa mencari informasi terlebih dahulu. Setelah 2 minggu, dia menganggap mobil tersebut boros sekali dan membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit. Sehingga dia memutuskan untuk menjual tetapi harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Harga ini memberikan pesan bahwa pengalaman itu sangat mahal harganya.
Contoh lainnya, apabila kita ingin memperdalam suatu keilmuan maka umumnya kita akan mengikuti suatu pelatihan. Pelatihann ini bisa didalam kota atau negeri, tetapi juga bisa di luar kota ataupun diluar negeri. Tentunya, pelatihan ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, Tetapi maknanya sangat luar biasa. Bisa dibayangkan berapa biaya yanng harus dikeluarkan untuk mengupdate informasi dari pengalaman orang lain. Mulai dari biaya pelatihan, transport, penginapan bagi luar kota atau negeri, dan lain sebagainya. Biaya yang telah dikeluarkan identik dengan sebuah harga dari suatu pengalaman yang diperoleh dari ilmu yang dimiliki oleh orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar