Senin, 11 April 2016

Perbedaan Gaji dan Rizki












Gaji adalah merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada pemimpin, pengawas, pegawai tata usaha, pegawai kantor serta para manajer lainnya. Proses pembayaran gaji biasanya diberikan dalam setiap bulannya. Gaji biasanya tingkatannya lebih tinggi dari pada pembayaran-pembayaran kepada pekerja-pekerja upahan .

Tidak semua orang yang memberikan jasa kepada perusahaan bisa dianggap pegawai atau karyawan sebagai contoh seorang akuntan public, pengacara konsultan manajemen yang memeberikan jasa-jasanya kepada perusahaan demikian juga tukang batu, listrik dll. Mereka semua diberitahu tentang apa yang harus dilakukan tidak berada dibawah perintah dan tidak harus mengikuti petunjuk-petunjuk pemberi kerja mengenai pelaksanaan jasa-jasa itu. Atas jasanya kepada perusahaan mereka diberikan imbalan yang disebut honorarium atau fee.
Sedangkan rizki adalah sesuatu yang Allah berikan kepada seluruh makhluk hidup berupa makanan. Asy-syaukani mengatakan, “Rizki adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh makhluk hidup berupa makanan dengan semua jenisnya.” Definisi ini membatasi rizki hanya pada sesuatu yang manusia nikmat untuk memenuhi kebutuhan jasadnya saja.
Dalam Al-Quran, rizki dalam bentuk ini terdapat dalam ayat, “Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati rizki (makanan) di sisinya…” (QS Ali ‘Imran: 37)
“Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami),” (QS Qaaf: 10-11)
Adapun dalam “Al-Qamush” dikatakan, “Rizki adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh penerima rizki tersebut.” Di sini makna rizki lebih bersifat umum. Kata rizki menunjuk segala sesuatu yang bernilai manfaat.
Dari makna yang cakupannya luas ini rizki tidak hanya berbentuk harta benda atau materi. Rizki mencakup sesuatu yang memenuhi kebutuhan lahir seperti makanan dan minuman, karena manusia tidak akan dapat mempertahankan hidupnya tanpa makan dan minum. Rizki juga mencakup sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan rohani seperti ilmu dan pengetahuan, karena ilmu dan pengetahuan bermanfaat untuk hati dan pikiran. Dengan ilmu, hati dan pikiran mendapat nutrisi yang menyehatkan. Manusia menjadi memiliki kekuatan berpikir positif. Seperti badan menjadi kuat dengan asupan gizi dari makanan. Hati pun menjadi jernih, tidak kotor lagi oleh aneka penyakit yang memekatkan dengan ilmu yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar