Sabtu, 17 Oktober 2015

dibalik Musim Kemarau Panjang

 Musim Kering adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika seperti di Asia Tenggara dan Asia Selatan,Australia bagian timur laut,Afrika, dan sebagian Amerika Selatan mengalami musim ini karena  mereka termasuk Negara dwimusim,sama seperti Negara Indonesia.
 
Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam wilayah dwimusim,yaitu wilayah yang memiliki 2 musim seperti Indonesia.Pemicu musim kemarau yang panjang disebut Gejala ENSO.
Gejala ini dikenal dapat memperpanjang durasi musim kemarau sehingga mengakibatkan kekeringan berkepanjangan.Dari peninjauan Badan Meterologi dan Geofisika,Musim Kemarau tahun 2011 lebih pendek di belahan dunia Indonesia
Meski kekeringan telah dirasakan di berbagai wilayah di Indonesia akibat hujan yang tak kunjung turun, pakar cuaca memperkirakan kemarau tahun ini hanya berjalan separuh dari masa normal. Pakar klimatologi dari Institut Teknologi Bandung, Armi Susandi, menyatakan musim kering hanya berlangsung 45 hari dari biasanya 3 bulan dalam setahun."Kemarau tahun ini cenderung masih agak basah karena La Nina lemah," ujar Armi, Kamis, 15 September 2011.
Menurut Armi, kemarau tahun ini tak punya masa puncak. Musim hujan diperkirakan mulai merata di seluruh Indonesia pada Oktober dan November. Puncak musim hujan pada Januari 2012.Wilayah utara Indonesia akan lebih cepat tersiram hujan dibanding di selatan, seperti Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. "Karena angin tenggara membawa sedikit air dari daratan Australia," ujarnya. Adapun wilayah Aceh hingga Riau memiliki curah hujan yang tinggi.
Pendeknya musim kemarau ini, kata Armi, membawa keuntungan dan kerugian. Keuntungannya, misalnya, kasus kebakaran hutan lebih sedikit. Sedangkan kerugiannya, akan membuat sawah tergenang banjir dan gagal panen hingga melambungkan harga pangan, seperti cabai dan musim kemarau adalah masa emas bagi petani tembakau




            Musim Kemarau tahun ini disambut senyum manis petani tembakau. Malah, mereka berharap hujan turun setelah Oktober nanti.''Cuaca seperti ini merupakan masa emas bagi kami,'' ujar Siswanto (47), seorang petani di Desa Pucung, Solodiran, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, .            Cuaca Kemarau September ini merupakan rejeki bagi petani. Ini karena masa keemasan. Kualitas daun tembakau cukup bagus.
Saat ini, petani tengah memetik tembakau kualitas D. Harga jual tembakau rajangan kering mencapai Rp 100 ribu per kg. Bila tak ada aral melintang, hujan turun misalnya, masa keemasan masih berlanjut.
Memasuki Oktober, kualitas daun tembakau memasuki masa puncakdengan sebutan kualitas D. ''Bila daun tembakau dirajang hingga kering bisa, itu mencapai harga Rp 125 ribu hingga Rp 150 ribu per kg,'' ujar Siswanto (47).
Masih menurut Siswanto, doa petani tembakau di sini berharap hujan setelah Oktober. Harapan ini bertolak belakang dengan petani lain atau warga tinggal di daerah bencana kekeringan yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan air.Namun, cuaca seperti ini merupakan berkah bagi petani tembakau jenis Bligon di sini. Sekadar diketahui, usia tanam tembakau 105 hari.
Masa petik pertama dikenal kualitas A dengan harga Rp 25 ribu. Kemudian masa petik kedua dikenal kualitas B harga jual naik Rp 40 ribu. Disusul masa petik ketiga kualitas C dengan harga jual Rp 70 ribu per kg.Kebetulan musim kemarau tahun ini menjadi berkah bagi petani. Tak segera turun hujan. Sehingga kualitas tembakau di sini menjadi buruan pabrik rokok hingga tengkulak tembakau.
Dari beberapa keuntungan di atas yang di alami oleh salah satu petani tembakau,Musim kemarau juga dapat menimbulkan kerugian yang berdampak pada kesehatan manusia seperi penyakit radang tenggorokan atau diare,di bawah ini adalah tips menghindari penyakit di Musim Kemarau.

Jauhi Banyak Minum Es
Kita tahu pada musim kemarau udara sangat panas dan gersang. Hal ini membuat kita mudah sekali haus dan dehidrasi sehingga kebutuhan akan minum pun meningkat, dan yang menjadi sasaran orang yang kehausan biasanya adalah air es.
Dengan minum es,  justru ini yang akan merangsang iritasi saluran pernapasan atas dan berlanjut menjadi infeksi saluran pernapasan atas.
Tetapi hal ini bisa dicegah dengan mempertahankan banyak minum, tetapi bukan air es sehingga saluran pernapasan atas tidak kering, lalu hindari terkena udara langsung, karena pada musim kemarau cenderung menjadikan lingkungan tidak sehat karena penuh dengan debu dan asap.

Pandailah Memilih Makanan dan Minuman
Selain infeksi saluran pernapasan atas, penyakit sepanjang musim kemarau yang akan meningkat adalah diare. Oleh sebab itu kalian harus pintar-pintar memilih makanan dan minuman.
Kemarau panjang ini menyebabkan terbatasnya penggunaan air bersih. Dengan kondisi lingkungan yang kotor menjadi tempat yang nyaman bagi berkembangnya lalat, sehingga makanan dan minuman pun sangat rentan menjadi tercemar. Jika kondisi ini terjadi maka tingkat kenaikan penyakit diare akan bertambah.
Langkah yang harus dilakukan agar kita tidak terkena diare adalah kita harus melihat situasi dan kondisi lingkungan tempat kita makan atau minum. Jika disekitar tempat itu terdapat kecoa dan banyak lalat sudah dipastikan tempat makan dan minum itu sudah tercemar.
Bila kita sudah terkena diare maka yang harus dilakukan yaitu meminum obat antidiare untuk menghentikan diare, yaitu antibiotika untuk membunuh kuman penyebab diare.
Terkadang diperlukan juga obat-obatan lain untuk mengurangi gejala tambahan, misalnya jika terjadi demam bisa diberi obat penurun panas, jika muntah dapat diberikan obat antimuntah atau jika terjadi sakit perut diberikan obat anti kejang usus (antispasmodic). Jika sakit masih berlanjut sebaiknya mencari pertolongan media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar