Jagung yang biasa kita makan berwarna kuning, tetapi kini warna jagung bisa lain. Sekarang ada jagung yang berwarna ungu sedikit kehitaman atau orang juga menyebutnya jagung hitam. Rasanya tidak berubah seperti jagung yang biasa lihat. Yang berbeda cuma warna saja.
Sekarang jagung ini baru tumbuh dan dikembangkan di Peru dan Cile. Warna ungu pada bulir jagung itu, disebabkan oleh kandungan antosianin (sejenis flavonoid) yang sebenarnya juga zat antidiabetes. Banyak negara termasuk Tiongkok dan Korea Selatan juga menggelar penelitian soal manfaatnya bagi kesehatan manusia. Universitas Hallym di Korea Selatan menemukan bahwa ada sel dan molekul antosianin aktif dalam jagung ungu.
Zat ini, antosianin, sangat bermanfaat untuk menghindarkan manusia dari kanker usus besar. Di Peru, biasanya jagung ini biasanya diolah menjadi makanan seperti pudding. Selain mencegah kanker usus besar, manfaat lain dari jagung ungu ini adalah menyembuhkan obesitas dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 adalah jenis yang dapat dicegah melalui penurunan dengan mengurangi berat-badan yang membuat insulin bekerja dengan lancar, sehingga kandungan gula dalam darah tidak berlebihan. Dalam penelitian, orang yang mengonsumsi jagung ungu ini, berat badanya sama sekali tidak bertambah.
Sementara itu, walau pun belum diketahui mendalam soal pengaruh jagung ungu ini terhadap penanggulangan diabetes, namun apabila benar, maka tanaman ini bisa menjadi obat baru untuk penyakit diabetes, maka para ilmuwan pun harus membantu pengembangannya.
Di Tiongkok, para ahli gizi menunjukkan sifat makanan nutrisi alami dengan warna yang dikandungnya, diatur sesuai nilai gizi yang ada. Sebut saja warna itu hitam, hijau, merah, kuning, putih. Pengujian ilmiah modern menunjukkan, hitam tonik, pencegahan penyakit kanker, dan anti penuaan dini.
Meningkatnya standar hidup, permintaan akan butir kasar seperti jagung terutama ungu atau jagung hitam, kini lebih laris di pasaran. Di Tiongkok pun sebuah perusahaan di bidang teknologi biologi, selama delapan tahun meneliti pengembangbiakan jagung itu.
Meningkatnya standar hidup, permintaan akan butir kasar seperti jagung terutama ungu atau jagung hitam, kini lebih laris di pasaran. Di Tiongkok pun sebuah perusahaan di bidang teknologi biologi, selama delapan tahun meneliti pengembangbiakan jagung itu.
Jagung ini, tidak hanya mengandung lemak, serat, dan asam amino, tapi juga kaya kalsium, besi, seng, selenium, potasium, asam folat, niasin.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar