Minggu, 11 Januari 2015

Istiqomah Dalam Kebaikan



Menjalankan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari bukanlah suatu hal yang mudah untuk kita kerjakan, terlebih bila memerlukan tenaga, biaya dan pikiran yang ekstra. Memang telah menjadi hal yang lumrah bagi manusiabila dia ingin serba enak dengan kerja sedikit, atau ingin masuk surga dengan amal pas pasan. Apalagi bila ada plesetan “Mau shalat dhuhur pas lagi sibuk, wakhtu ashar pas dipanggil bos, waktu maghrib pas dapat macet di jalan, waktu isya pas baru selelsai makan dan kecapaian, waktu shalat subuh masih ngantuk”. Berat sekali dia untuk menjalankan kebaikan padahal itu baru shalat yang lima waktu.

Itulah gambaran orang yang begitu berat untuk melakukan kebaikan padahal dia mampu dan punya waktu luang yang cukup, tapi rasa malas dan engganlah yang membuat mereka berbuat demikian. Sehingga mereka lalai dalam memenuhi perintah shalat. Memang untuk menjadi orang yang istiqomah dalam kebaikan setelah dia menyatakan diri beriman kepada Allah Ta’ala bukanlah hal yang mudah.
Oleh karena itu, berusahalah untuk menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam sebuah hadits yang bersumber dari Abu Amr, (ada yang menyebutnya Abu Amrah) Sufyan bin Abdillah ats-Tsaqafy ra. berkata, aku berkata, "Wahai Rasulullah beritahukan kepadaku sesuatu ungkapan tentang Islam yang tak akan kutanyakan kepada seorangpun selain engkau, beliau bersabda" "Katakanlah, amantu Billah (Aku beriman kepada Allah), kemudian istiqamah-lah (HR Muslim) (Lihat, Riyadhus Shaalihiin, Terbitan Akbarmedia, Bab Itiqamah, Cetakan VII, Kategori Best Seller)

Allah Ta’ala juga berfirman di dalam AL-Qur’an

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".” (QS. Fushshilat 41: 30)

Orang yang beriman dan dia istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam keimanannya, maka ketika dia menjelang wafatnya akan didatangi oleh malaikat dengan mengatakan janganlah kamu takut dan jangan pula bersedih, dan memberi kabar dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala dengan surga yang talah dijanjikan kepadanya. Firman Allah Ta’aala:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-Ahqaaf: 13-14)

Semoga Allah meneguhkan pendirian kita, dan kita semua mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Sebagaimana Allah Ta’aala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS.Ali-Imran 3: 102)

Wallahu’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar