Selasa, 19 Agustus 2014

Arti takjil, Makanan atau bukan?



Kata takjil mulai ramai terdengar menjelang dan selama bulan puasa ber langsung, menjadi berita seputar ramadhan di semua media, entah itu elektronik, cetak maupun online. Hingga menjadi trending topic twitter di indonesia tiap menjelang sore hari. Lalu apakah takjil itu sendiri?.

Apa itu takjil?

Takjil adalah sebuah kata serapan dari bahasa arab yang sudah berubah artinya dari arti semula. Meski lafalnya masih tetap sama dengan aslinya dengan sedikit penyesuaian tapi sayangnya dari segi makna telah terjadi pergeseran (perubahan) dari makna aslinya.untuk lebih jelasnya simak penggunaan kata takjil dalam 2 bahasa berikut ini.

Takjil menurut bahasa indonesia

Karena semua media pemberitaan selalu menyebut makanan untuk berbuka adalah Takjil, maka seolah-olah kita semua sepakat menyebut bahwa Takjil adalah hidangan atau panganan untuk berbuka puasa. Buktinya mungkin anda pernah mendengar, melihat atau membaca dialog-dialog seperti berikut ini :

“tempat ini selalu ramai dipakai untuk berjualan takjil tiap bulan puasa”

Dimana Anda biasanya mencari Takjil?

“Udah beli Takjil belum?”

Di dunia maya pun bisa ditemukan berbagai judul berita dari media online tentang takjil yang merujuk kepada makanan berbuka puasa, Bahkan situs sekelas wikipedia pun sama mengartikan takjil sebagai hidangan berbuka puasa lihat arti takjil menurut wikipedia. Karena kata takjil ini mengadopsi dari bahasa arab lalu pertanyaannya adalah apa betul demikian makna takjil dalam bahasa arab?.

Takjil menurut bahasa arab

Makna takjil menurut ilmu bahasa arab ialah “penyegeraan, bersegera, percepatan”, sebuah kata dasar dari ajjala, yu’ajjilu artinya menyegerakan, mempercepat.
Ta’jilul fitri = menyegerakan berbuka (puasa). Terlihat disini bahwa makna takjil tidak ada hubungannya sama sekali dengan makanan. Setelah kita mengetahui kedua perbedaan definisi tersebut ada baiknya menyimak hadis nabi berikut ini.

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu HAzim dari Sahal bin Sa’ad bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْر

َ

Manusia Senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.
(HR. Bukhori muttafaq alaih)

Berdasarkan hadist nabi para ulama menyimpulkan dengan membuat istilah “sunah takjil” yaitu sunah menyegerakan berbuka puasa dahulu ketika azan maghrib tiba sebelum mengerjakan yang lainnya seperti berwudhu, shalat maghrib, shalat sunah dan lain-lain. Bukan dalam arti mendahulukan makan kemudian menunda solat maghrib sampai akhir waktu tapi buka puasa sesegera mungkin dengan sebutir kurma atau seteguk air pun sudah hasil pahala sunah takjil tanpa harus kehilangan keutamaan shalat diawal waktu.

Selain dengan takjil, berbuka puasa dengan kurma atau air putih pun merupakan sunah nabi. Dari Anas bin Malik ia berkata :
“Adalah Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat, jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan Tamar (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air.” (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud)
Akan tetapi pengertian kurma kemudian bergeser lebih luas lagi menjadi “yang manis-manis” seperti kolak, buah-buahan, sirup dan panganan manis lainnya padahal khasiat dan faedah berbuka dengan buah kurma berbeda dengan kolak dan sejenisnya.

Sangat disayangkan kalau memang harus terjadi seperti ini dan untuk semua insan media diharapkan agar berhati-hati dan lebih teliti lagi jika akan mempopulerkan sebuah istilah baru dan tidak terjadi lagi kedepannya kasus serupa. KBBI daring bisa menjadi salah satu rujukan dalam penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar, silahkan lihat arti takjil menurut KBBI disana.

Kesimpulannya jika ada pernyataan “Orang arab bertakjil dengan kurma” maka pengertian yang benar ialah mereka menyegerakan berbuka puasa dengan makan kurma BUKAN makanan berbuka puasa mereka adalah kurma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar