Menjadi Entrepreneur Adalah Sebuah Proses
Pertanyaan yang sering saya terima di berbagai kesempatan adalah bagaimana kiat menjadi seorang pengusaha, wirausaha, entrepreneur atau membangun bisnis sendiri. Sebutannya banyak sekali tapi intinya cuma satu: Bagaimana membangun dari orang gajian menjadi orang yang menggaji orang lain.
Barangkali memang ada benarnya bahwa seseorang ingin menjadi pengusaha ada sejumlah kiat yang harus dipelajari, namun
menurut saya yang lebih penting dari sekedar kiat adalah kesediaan calon pengusaha tersebut untuk mengikuti proses.
Kesimpulan bahwa menjadi pengusaha atau enterpreneur tersebut harus melalui proses saya petik setelah saya berbicara dengan ratusan pengusaha, mulai dari pembuatan alas kaki, sampai usaha cemilan aneka makanan ringan. Semuanya melalui proses dan panjangnya proses yang dilalui berbeda-beda bagi setiap pengusaha.
Seperti halnya Mahasiswa kreatif yang terjut langung untuk mempraktekan studi enterpreneurnya, panas serta letih dilaluainnya, praktek tersebut dilaksanakan di Pasar Pondok Gede Jakarta Timur. ": Keberanian kami untuk mempraktekan lamgsung ke lapangan, adalah tugas terkesan serta menambah ilmu enterpreneur langsung " ujar Kasnawi salah satu mahasiswa enterpreneur jakarta.
Secara sederhana proses tersebut bisa kita bagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah tahap awal ketika seorang calon pengusaha baru masuk garis start berbisnis. Tahap kedua adalah mengembangkan usaha dan yang terakhir adalah tahap pemantapan. Ketiga tahap tersebut selalu dilalui dengan ketegangan dan tingkat uji coba yang tinggi. Ilmu bisnis dan manajemen yang dipelajari di bangku sekolah atau kiat bisnis yang pernah ditanyakan kepada saya mungkin bisa menjawab pertanyaan, namun banyak pula persoalan yang bisa dijawab hanya dengan melalui proses tersebut. Proses ini dalam manajemen disebut tacit knowledge.
Tahap pertama, yang paling menegangkan dan paling banyak menguras menyerap energi dari pengusaha, adalah startup. Di sini, seorang calon pengusaha telah memutuskan bahwa dia akan meraih mimpinya, meninggalkan pekerjaan rutinnya sebagai seorang karyawan gajian dan rela menanggung resiko kegagalan.
Jika lolos dari tahapan ini, dia memasuki tahap pengembangan. Kerepotan di tahap ini berbeda dengan yang pertama. Di sini calon pengusaha berperang dengan piliha-pilihan yang sulit terutama dalam mempertahankan kelancaran cashflow. Bagaimana menjaga keseimbangan input dan output serta menjaga stamina dan semangat para partner dan karyawan.
Akhirnya pada tahap ketiga bisnis sudah berjalan tanpa kehadiran pengusaha secara operasional. Sistem sudah berjalan dan tugas selanjutnya adalah mencari bisnis baru atau mengembangkan pasar untuk mengembangkan bisnisnya.. mz
Jika lolos dari tahapan ini, dia memasuki tahap pengembangan. Kerepotan di tahap ini berbeda dengan yang pertama. Di sini calon pengusaha berperang dengan piliha-pilihan yang sulit terutama dalam mempertahankan kelancaran cashflow. Bagaimana menjaga keseimbangan input dan output serta menjaga stamina dan semangat para partner dan karyawan.
Akhirnya pada tahap ketiga bisnis sudah berjalan tanpa kehadiran pengusaha secara operasional. Sistem sudah berjalan dan tugas selanjutnya adalah mencari bisnis baru atau mengembangkan pasar untuk mengembangkan bisnisnya.. mz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar