Pada dasarnya manusia mempunyai potensi kreatif sejak awal ia diciptakan. Potensi kreatif ini dapat kita lihat melalui keajaiban alamiah seorang bayi dalam mengeksplorasi apapun yang ada disekitarnya. Berdasarkan realita tersebut maka pendidikanlah yang mengemban tugas untuk dapat mengembangkan potensi kreatif yang dimiliki manusia tersebut.
Diakui atau tidak, memang pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi keatif. Hanya saja dalam perjalanan hidupnya ada yang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi kreatifnya, ada pula yang kehilangan potensi kreatifnya karena tidak mendapat kesempatan ataupun tidak menemukan lingkungan yang memfasilitasi berkembangnya potensi kreatif tersbut.
Dengan potensi alami yang dimilikinya, maka anak akan senantiasa membutuhkan aktifitas yang sarat dengan ide-ide kreatif. Mereka perlu mendapatkan pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka untuk dapat mengembangkan kemampuan dan potensinya tersebut dapat berguna bagi dirinya, keluarga dan masyarakat luas pada umumnya.
Dalam mengembang kreatifitas hendaknya dilakukan sejak dini (golden age), sebab pada masa ini individu memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat mengembangkan potensinya tersebut. Oleh karena itu kreatifitas perlu dirangsang perkembangannya sejak masa kanak-kanak. Sampai pada usia empat tahun seorang anak telah mencapai separuh dari kecerdasannya. Rangsangan yang diberikan pada tahun-tahun pertama kehidupannya akan memberikan hasil yang paling besar dalam peningkatan potensinya.
Bermain merupakan suatu dorongan fitrah yang merupakan pembawaan manusia dan tidak terbatas oleh usia. Bermain mempunyai arti yang sangat penting bagi anak, kegiatan bermain merupakan ungkapan jiwa yang benar, menyenangkan dimana didalamnya ada semacam rekreasi jiwa yang cenderung pada kebebasan dan spontanitas yang digambarkan secara jujur. Bermain adalah hak asasi yang memilik nilai utama yang hakiki bagi anak pada masa pra sekolah. Kegiatan bermain pada anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya baik yang bersifat fisik maupun psikis. Dalam bermain anak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak dapat mengembangkan otot halus dan kasar, meningkatkan penalaran dan mengenal lingkungannya, mengembangkan daya imajinasi, fantasi dan kreatifitas anakpun terasah.
Anak-anak pada dasarnya adalah individu yang kreatif. Mereka memiliki cirri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan sebagai cirri-ciri individu yang kreatif. Misalnya, rasa ingin tahu yang besar, sering bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang banyak, tidak takut salah, berani menghadapi resiko, bebas dalam berpikir, senang akan hal-hal yang baru, dan sebagainya.
Dalam hal ini, orangtua dan guru perlu bekerja sama dan memahami kreatifitas anak-anak dengan bersikap luwes dan kreatif pula. Kreatifitas yang dimilik anak seharusnya mendapatkan perhatian, bimbingan serta stimulasi yang tepat agar dapat berkembang dengan optimal. Sekarang ini, dunia pendidikan anak terutama untuk anak usia dini sangat membutuhkan guru yang kreatif. Pandai saja tidak cukup, tetapi juga harus cerdas dalam mengembangkan keterampilan dan mencari bahan ajar yang betul-betul sesuai dengan peserta didik.
Sebenarnya, pendidik tidak hanya bergantung pada buku atau bahan ajar dan alat peraga yang telah ada atau tersedia. Alam semesta sesungguhnya merupakan sumber belajar yang tidak ada habisnya. Bagaimana memanfaatkan dan memberdayakan alam semesta sebagai sumber belajar yang sangat bergantung pada kreatifitas guru dan memotivasi, menstimulasi serta merancang kegiatan pembelajaran bagi peserta didik.[]MZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar