Sabtu, 10 Mei 2014

Bekicot, Si Lamban yang Kaya Gizi


Foto: Bekicot, Si Lamban yang Kaya Gizi

Bagi kebanyakan lansia di Indonesia, Bekicot adalah salah satu jenis makanan yang akan membangkitkan kenangan buruk, dimana hewan ini merupakan santapan yang seringkali harus dikonsumsi selama masa kelaparan akibat penjajahan Jepang. Namun, tak banyak yang tahu, bahwa hewan yang seringkali dianggap menjijikan ini, ternyata kaya akan gizi, bahkan termasuk salah satu bahan baku utama makanan khas Perancis yang dianggap mewah, yakni Escargot.

Tak hanya di Eropa, di Asia pun, Bekicot perlahan mulai dikenal sebagai salah satu makanan yang kaya gizi, misalnya di Jepang dan di beberapa daerah di Indonesia seperti Tuban dan Kediri di Jawa Timur.

Mau tahu apa saja kandungan gizi yang terkandung dalam Bekicot? Dan, apa saja manfaat yang dapat diperoleh dengan mengonsumsi Bekicot?

Bekicot, Kaya Kalsium dan Protein
Bekicot seringkali dianggap sebagai hama perusak tanaman. Namun, setelah khasiatnya terkuak, tidak lagi demikian anggapan orang-orang terhadap hewan asal Afrika Timur ini.

Di Kediri, mereka yang biasa mengonsumsi Bekicot mengaku bahwa kebiasaan ini dapat menyembuhkan penyakit gatal-gatal, kudis, dan batuk yang mereka derita.

Kini, sebaliknya daripada dibinasakan, Bekicot telah diternakkan di beberapa daerah di Indonesia seperti di pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara, dan Bali.

Umumnya, Bekicot jenis Achatina fulica merupakan yang paling banyak diternakkan karena dagingnya yang banyak. Sekarang, mari kita kenali kandungan gizi dalam Bekicot.

Bekicot memiliki cangkang yang berfungsi sebagai pelindung sekaligus rumah bagi tubuhnya yang lunak. Seperti cangkang pada umumnya, cangkang Bekicot sebagian besar tersusun dari zat kapur yang mengandung kalsium dan fosfor.

Sedangkan, daging Bekicot kaya akan kandungan protein dan asam amino yang tinggi. Kandungan protein dalam setiap 100 gramnya mencapai 12 gram. Selain itu, Bekicot juga mengandung vitamin B kompleks.

Karena kandungan proteinnya setara dengan protein pada hewan lain seperti sapi atau ayam, daging Bekicot banyak dimanfaatkan dengan cara diolah menjadi berbagai jenis masakan, mulai dari keripik, sate, hingga oseng-oseng Bekicot.

Selain mengandung protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, Bekicot juga mengandung asam amino esensial lengkap yang meliputi isoleusin, leusin, lisin, metionin, sistin, fenilalanin, tirosin, treonin, dan valin.

Bahkan asam animo non esensial pun terkandung dalam tubuh bekicot seperti arginin, histidin, alanin, asam aspartat, asam glutamate, glisin, prolin, dan serin.

Asam amino merupakan bagian dari protein yang sangat berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh. Dan ternyata, kandungan asam amino dalam daging Bekicot diketahui lebih tinggi daripada kandungan asam amino dalam protein sebutir telur.

Bagaimana, apakah Anda berminat mencoba makanan kaya gizi ini? Namun, patut diingat bahwa meski kandungan gizi dalam daging Bekicot tinggi, Anda harus tetap berhati-hati dalam memasaknya.

Selain dimasak hingga matang sempurna, jangan lupa untuk mencuci bersih sebelum mengolah dagingnya untuk mematikan bakteri yang menempel.
Bagi kebanyakan lansia di Indonesia, Bekicot adalah salah satu jenis makanan yang akan membangkitkan kenangan buruk, dimana hewan ini merupakan santapan yang seringkali harus dikonsumsi selama masa kelaparan akibat penjajahan Jepang. Namun, tak banyak yang tahu, bahwa hewan yang seringkali dianggap menjijikan ini, ternyata kaya akan gizi, bahkan termasuk salah satu bahan baku utama makanan khas Perancis yang dianggap mewah, yakni Escargot.

Tak hanya di Eropa, di Asia pun, Bekicot perlahan mulai dikenal sebagai salah satu makanan yang kaya gizi, misalnya di Jepang dan di beberapa daerah di Indonesia seperti Tuban dan Kediri di Jawa Timur.

Mau tahu apa saja kandungan gizi yang terkandung dalam Bekicot? Dan, apa saja manfaat yang dapat diperoleh dengan mengonsumsi Bekicot?

Bekicot, Kaya Kalsium dan Protein
Bekicot seringkali dianggap sebagai hama perusak tanaman. Namun, setelah khasiatnya terkuak, tidak lagi demikian anggapan orang-orang terhadap hewan asal Afrika Timur ini.

Di Kediri, mereka yang biasa mengonsumsi Bekicot mengaku bahwa kebiasaan ini dapat menyembuhkan penyakit gatal-gatal, kudis, dan batuk yang mereka derita.

Kini, sebaliknya daripada dibinasakan, Bekicot telah diternakkan di beberapa daerah di Indonesia seperti di pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara, dan Bali.

Umumnya, Bekicot jenis Achatina fulica merupakan yang paling banyak diternakkan karena dagingnya yang banyak. Sekarang, mari kita kenali kandungan gizi dalam Bekicot.

Bekicot memiliki cangkang yang berfungsi sebagai pelindung sekaligus rumah bagi tubuhnya yang lunak. Seperti cangkang pada umumnya, cangkang Bekicot sebagian besar tersusun dari zat kapur yang mengandung kalsium dan fosfor.

Sedangkan, daging Bekicot kaya akan kandungan protein dan asam amino yang tinggi. Kandungan protein dalam setiap 100 gramnya mencapai 12 gram. Selain itu, Bekicot juga mengandung vitamin B kompleks.

Karena kandungan proteinnya setara dengan protein pada hewan lain seperti sapi atau ayam, daging Bekicot banyak dimanfaatkan dengan cara diolah menjadi berbagai jenis masakan, mulai dari keripik, sate, hingga oseng-oseng Bekicot.

Selain mengandung protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, Bekicot juga mengandung asam amino esensial lengkap yang meliputi isoleusin, leusin, lisin, metionin, sistin, fenilalanin, tirosin, treonin, dan valin.

Bahkan asam animo non esensial pun terkandung dalam tubuh bekicot seperti arginin, histidin, alanin, asam aspartat, asam glutamate, glisin, prolin, dan serin.

Asam amino merupakan bagian dari protein yang sangat berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh. Dan ternyata, kandungan asam amino dalam daging Bekicot diketahui lebih tinggi daripada kandungan asam amino dalam protein sebutir telur.

Bagaimana, apakah Anda berminat mencoba makanan kaya gizi ini? Namun, patut diingat bahwa meski kandungan gizi dalam daging Bekicot tinggi, Anda harus tetap berhati-hati dalam memasaknya.

Selain dimasak hingga matang sempurna, jangan lupa untuk mencuci bersih sebelum mengolah dagingnya untuk mematikan bakteri yang menempel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar